jpnn.com, JAKARTA - MELAKUKAN hubungan yang belum boleh dilakukan remaja kini bukan menjadi hal yang aneh lagi.
Hal ini membuat mereka kurang memerhatikan risiko atau konsekuensinya.
BACA JUGA: Anak Beranjak Remaja, Begini Perasaan Ariel NOAH
Apa saja itu? Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
1. Ketagihan emosi
BACA JUGA: 5 Tips Tingkatkan Hubungan yang Romantis dengan Dia
Secara biologis, ketika seseorang melakukan hubungan, tubuh akan mengeluarkan beberapa hormon.
Bukan hanya secara biologis, secara ilmiah, aktivitas ini melibatkan orang secara neurologis serta psikologis.
BACA JUGA: Para Istri Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Suami Sedang Selingkuh
Hal tersebut akan membentuk ikatan yang kuat secara mental, emosional, dan fisik, terutama ketika kita melakukannya berulang-ulang.
Endorfin atau hormon bahagia yang dikeluarkan saat melakukan hubungan bisa membuat ketagihan dan menyebabkan ingin mengalaminya berulang-ulang.
2. Terjadinya kekerasan dalam hubungan
Hormon lainnya yang dikeluarkan saat melakukan hubungan yakni hormon oksitosin.
Hormon ini menyebabkan kita terikat pada seseorang selama kontak intim.
Beberapa orang menyebutnya "hormon komitmen" atau "molekul monogami".
Hormon ini menghasilkan keinginan untuk komitmen dan membangkitkan loyalitas.
Hal itu memicu rasa protektif terhadap pasangan seseorang, dan bisa menciptakan kecenderungan "cemburu".
Dari cemburu ini akan menimbulkan kekerasan. Misal saat pasangannya menolak melakukan hubungan, sementara yang satunya sangat menginginkan maka bisa terjadi pemaksaan yang memicu kekerasan lain.
3. Potensi perselingkuhan saat menikah
Saat nanti menikah, pasangan yang sebelumnya sudah melakukan hubungan pranikah ada potensi dan kecenderungan untuk selingkuh.
Sebab rasa semangat akan berbeda saat sudah menikah, sehingga mereka akan cenderung mengeksplor fantasinya dengan orang yang berbeda.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa