jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, Serikat Pekerja Pertamina harusnya menggelar dialog secara terbuka membahas layak tidaknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi pimpinan di perusahaan pelat merah.
Langkah tersebut jauh lebih bermanfaat daripada sibuk mewacanakan penolakan terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
BACA JUGA: Mantan Pengacara Rizieq Shibab Sebut Serikat Pekerja Pertamina Tak Kompeten Tolak Ahok
"Kalau penolakan kepada Ahok sebagai perbuatan berani, sejatinya serikat pekerja ini mengajak berbagai pihak utamanya menteri BUMN dan Ahok, berdialog secara terbuka," ujar Emrus di Jakarta, Kamis (21/11)
Menurut dosen di Universitas Pelita Harapan ini, dialog apalagi disiarkan secara langsung oleh media, memberi manfaat secara langsung pada masyarakat. Paling tidak masyarakat dapat menilai secara objektif, layak atau tidak Ahok diangkat menjadi petinggi di BUMN.
BACA JUGA: Panitia Reuni Akbar 212 Singgung Kasus Sukmawati dan Ahok
"Misalnya tema diskusinya, 'Buka-bukaan Pengelolaan & Sosok Ideal Dirut Permina'. Diskusi kemudian diisi sajian fakta, data, bukti dan argumentasi. Ini kan menarik," ucapnya.
Direktur Eksekutif EmrusCorner ini khawatir, langkah serikat pekerja Pertamina mewacanakan penolakan tanpa kajian yang jelas hanya akan menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat. Bahwa penolakan bertujuan kurang baik.
BACA JUGA: Ahok: Lu Kira Gampang jadi Orang Glodok
"Jadi penting dalam bentuk dialog terbuka, bukan sekadar mewacanakan tolak Ahok yang berpotensi menimbulkan gaduh di ruang publik terkait pengelolaan Pertamina," pungkas Emrus Sihombing. (gir/jpnn)
Video Pilihan :
Redaktur & Reporter : Ken Girsang