JAKARTA - Sekretaris Jenderal Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS), KH Hasyim Muzadi menegaskan aksi bom bunuh diri di Solo bisa dijadikan indikasi bahwa kekerasan atas nama agama masih terus berlangsungPenyebabnya, menurut Hasyim Muzadi, antara lain pemahaman agama yang masih kurang
BACA JUGA: Polisi Izinkan Keluarga Pelaku Bom Ambil Jenazah
"Karena itu, pemerintah harus melakukan langkah-langkah pencegahan secara kongkrit," kata KH Hasyim Muzadi, di Jakarta, Senin (26/9).
Lebih lanjut mantan Ketua Umum PBNU mendesak agar Badan Nasional Pemberantasan Terorisme berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri untuk sesegera mungkin membuat forum musyawarah dari tingkat nasional sampai tingkat kabupaten/kota yang melibatkan seluruh tokoh lintas agama.
"Berbagai seminar di tingkat elit tokoh lintas agama sebaiknya dikurangi dan diperkaya dengan dialog yang melibatkan sebanyak mungkin partisipasi masyarakat di lintas agama di semua daerah," desaknya.
"Bangsa ini tidak perlu takut dengan isu ancaman melanggar HAM karena HAM itu sendiri belum kongrit wujudnya
Lebih lanjut dia juga mengkritisi pola penanganan oleh aparat keamanan dalam menghalau gerakan terorisme
BACA JUGA: Pengiriman TKI ke Malaysia Dibuka Oktober
"Aparat keamanan mengabaikan pendekatan kultural agama tapi lebih mengedepankan tindakan tembak yang pada akhirnya malah menyuburkan terorisme,” imbuh pengasuh Pesantren Al Hikam Malang ini.Sebab, hingga saat kini belum ada strategi yang jitu dan koordinasi yang matang untuk pemberantasan terorisme
BACA JUGA: Ditjenpas Usut Dugaan Pemberian Remisi Ilegal di Lapas Ketapang
Juga, BIN tidak tajam menganalisa karena Undang-undang belum tajamSeluruh ulama se-Indonesia secara bertahap harus diberi pengertian tentang bahaya terorisme,” ujarnya.Menjawab pertanyaan soal motif di balik bom bunuh diri itu, Hasyim menduga motifnya hanya sekedar membuat kekacauan dengan menggunakan isu SARA(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BIN:Tak Mudah Tangani Teror
Redaktur : Tim Redaksi