Berapa Jumlah Penduduk Indonesia yang Belum Divaksin Dua Kali? Begini Penjelasan Prof Wiku

Kamis, 17 Februari 2022 – 22:39 WIB
Prof Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 mengungkapkan secara nasional ada 20 juta orang yang belum mendapatkan vaksin kedua. 

Pemerintah terus berupaya mendorong agar masyarakat mendapatkan vaksinasi Covid-19.

BACA JUGA: Positif Covid-19, Bupati Gowa Memohon Doa

"Ada lima juta di antaranya di Jawa Barat dengan rentang waktu belum mendapatkan dosis kedua setelah divaksinasi pertama," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito melalui akun BNPB di YouTube, Kamis (17/2).

Wiku juga mengungkapkan empat provinsi lainnya di bawah Jawa Barat, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten dan Sumatera Utara.

BACA JUGA: Berita Duka: Jack Lapian Meninggal Dunia, Dimakamkan dengan Protokol Covid-19

Menurut Prof Wiku, masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dosis kedua terhitung lebih dari enam bulan sejak dosis pertama, masuk kategori drop out.

Masyarakat yang masuk kategori ini diminta melakukan vaksinasi ulang, karena telah terjadi penurunan efikasi dan dosis pertama vaksin belum terbentuk proteksi maksimal.

BACA JUGA: Binda Aceh Genjot Vaksinasi Massal dengan Target 5.764 Dosis

"Dengan kondisi ini pemerintah berusaha melakukan tindakan cepat untuk segera melakukan percepatan vaksinasi dosis kedua dengan terbuka pada saran berbagai ahli termasuk dari ITAGI," kata Wiku.

Pemerintah lewat Surat Edaran Kementerian Kesehatan Nomor SR.02.06/II/921 Tahun 2022 tentang Pemberian Vaksinasi Covid-19 juga mendorong adanya percepatan. 

Wiku meminta kepala dinas kesehatan seluruh provinsi maupun kabupaten atau kota agar serius menjalankan arahan pemerintah pusat.

Di antaranya, segera melakukan vaksin dosis kedua bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu kurang atau sama dengan enam bulan dengan platform yang menyesuaikan ketersediaan di masing-masing daerah.

Melakukan pengulangan vaksinasi primer bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan dan dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula.

Lalu, untuk kedua upaya ini wajib memprioritaskan penggunaan platform jenis vaksin dengan memperhatikan masa kedaluwarsa serta stoknya,  khususnya jenis vaksin yang hanya diberikan pada populasi khusus karena jumlahnya terbatas.

"Untuk itu, dimohon kepada masyarakat ikut berpartisipasi dan pihak media untuk membantu menggencarkan program ini," kata Wiku. (tan/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Boy
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler