jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan menyebut kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J memaksa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan agar pengungkapan perkara tersebut dibuka secara transparan dan akuntabel.
Dia menghitung Jokowi sudah empat kali berbicara soal kasus Brigadir J, anggota Brimob asal Jambi yang tewas di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7).
BACA JUGA: Hotman Paris: Halo, Bharada E, Kamu Bisa Saja Merasa Nyaman di Tingkat Penyidikan, tetapi
"Mungkin untuk sebuah peristiwa di Indonesia, ini Presiden yang berbicara lebih dari empat kali selain urusan corona virus, mungkin baru ini," ujar Trimedya saat dihubungi, Selasa (9/8).
Pendiri Serikat Pengacara Indonesia (SPI) itu pun mengingatkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak bermain-main dalam mengungkap kasus tewasnya Brigadir J.
BACA JUGA: 4 Orang Turun dari Mobil Langsung Menemui Istri Ferdy Sambo, di Luar Ada yang Merasa Lelah
Sebab, kata politikus PDIP yang akrab dipanggi Trimed itu, Presiden Jokowi terus memantau perkembangan penuntasan perkara tersebut.
"Gua kira enggak berani lah Kapolri untuk bermain-main dalam kasus ini melindungi orang perorang," ungkap pria kelahiran Medan, 6 Juni 1966 itu.
BACA JUGA: Siapa Tersangka Baru Kasus Brigadir J? Hotman Paris: Mungkin Irjen atau Brigjen Polisi
Dia mengatakan pengungkapan kasus tewasnya Brigadir J masuk kategori lambat meskipun belakangan ada progres lumayan
"Memang kalau dibilang lambat, iya, tetapi juga ada kemajuan-kemajuan," ujar Trimedya. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Aristo Setiawan