jpnn.com - SURABAYA – Di saat daya beli masyarakat melemah, harga properti tidak pernah turun. Sebaliknya, harga hunian baru yang ditawarkan pengembang justru naik.
’’Setiap bulan harga properti cenderung naik,” ujar Ketua Bidang VI Konstruksi, Infrastruktur, dan Properti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Timur Felix Soesanto, Rabu (3/6).
BACA JUGA: Sampai Kapan Rupiah Loyo?
Menurut dia, harga properti tidak bisa melandai karena harga tanah setiap tahun juga semakin mahal. Harga properti tiap bulan naik sekitar 1 persen. Selain itu, penguatan dolar berpengaruh terhadap harga properti.
BACA JUGA: Ketahuilah, Ini Kurs Rupiah Terlemah sejak Krismon 98
’’Saat ini dolar yang menguat terhadap rupiah juga memengaruhi harga penjualan properti,” jelasnya.
Felix menuturkan, penjualan properti segmen kelas premium yang berharga miliaran rupiah saat ini sedang melemah. Sebaliknya, penjualan properti berharga dibawah miliaran rupiah sedang tumbuh positif.
BACA JUGA: Gandeng Air Timor, Citilink Buka Rute Denpasar-Dili
Lesunya penjualan properti segmen kelas premium disebabkan kondisi ekonomi yang kurang bagus. Masyarakat lebih memilih menahan berbelanjameski pembelanjaan masyarakat akan memilih harga yang lebih rendah.
Disinggung mengenai kelonggaran loan-to-value (LTV), Felix menuturkan bahwa hal itu akan menaikkan angka penjualan. Tetapi, berapa persen kenaikan tersebut belum bisa diprediksi. (fel/c22/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pamer Pemanas Air yang Aman dari Kebakaran
Redaktur : Tim Redaksi