Beraroma Khas, Si Bima Diserbu Pengunjung Rakornas PDIP

Minggu, 17 Desember 2017 – 13:32 WIB
Didi tengah merapikan bawang bima asal Brebes di stan pameran arena Rakornas PDIP, di ICE, BSD, Banten, Minggu (17/12). Foto: Boy Muhamad/JPNN.com

jpnn.com, BANTEN - Stan pameran di arena Rakornas Tiga Pilar PDI Perjuangan di ICE, BSD, Banten, benar-benar dimanfaatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) memasarkan produknya.

Ramainya pengunjung stan menjadi kesempatan untuk promosi dan menjual produk unggulan. Minggu (17/12) pagi, stan-stan pameran sudah ramai dikunjungi. Baik itu kader PDI Perjuangan, masyarakat umum hingga para pelajar.

BACA JUGA: Ketika Mbak Puan Belah Duren

Terlihat mereka sangat antusias mendatangi satu per satu stan yang memamerkan hasil produksi. Mulai dari bidang holtikultura, perkebunan, pertanian, peternakan, kerajinan tangan, teknologi dan lainnya. Tidak sedikit pula yang membeli hasil-hasil produksi UMKM yang memang menjadi fokus pengembangan PDI Perjuangan.

Salah satu yang dipasarkan di pameran pada rakornas yang dibuka Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah bawang merah bernama Bima, bibit asli dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, oleh Koperasi Mari Sejahterakan Petani (MSP).

BACA JUGA: Ada Isyarat dari Kemeja Merah Jokowi di Rakor 3 Pilar PDIP

Stan ini pun ramai dikunjungi para pengunjung. Ada yang datang sekadar untuk bertanya, namun tidak sedikit pula yang membeli. Anggota Koperasi MPS Didi (42) mengatakan, bawang Bima ini merupakan bibit asli Brebes. "Aroma dan rasanya sangat berbeda," kata Didi di arena pameran.

Dia mengatakan bawang ini bisa tahan lama asal diberi jerami. Kalau tidak, maka akan cepat rusak. Bawangnya pun terlihat segar. Ukurannya pun besar.

BACA JUGA: Bu Mega Inginkan Pembangunan Buka Lebar Partisipasi Rakyat

Didi mengakui harga bawang Bima ini sangat fluktuatif. Jika kemarin (16/12) Rp 4.000 per kilogram, maka hari ini sudah mencapai Rp 10 ribu.

Didi mengatakan, ada beberapa penyebab fluktuasi harga bawang Bima. Menurut dia, jika panen bawang Bima serentak maka harga akan jatuh. Terlebih lagi jika ada panen bawang serentak dari wilayah lain.

Namun, kata Didi, stok bawang Bima para petani di Brebes cukup banyak. "Brebes bisa menjaga kelangkaan bawang," ungkap Didi.

Menurut Didi, bawang-bawang itu berasal dari petani. Koperasi MSP membantu dalam proses pemasaran. "Petani merasa terbantu dengan kehadiran Koperasi MSP ini," kata Didi.

Lebih lanjut Didi mengatakan Koperasi MSP sekarang aktif dalam kegiatan pembinaan petani. "Di situ kami lakukan pemberdayaan untuk membantu usaha dan ekonomi petani," ujarnya.

Dia mengatakan ada pula peran PDI Perjuangan dalam memberikan pelatihan dan pembinaan kepada Koperasi MSP. Mulai dari persoalan pengolahan lahan, sampai pembibitan.

Apalagi dalam menghadapi persaingan dengan kehadiran bibit bawang dari luar yang masuk. Namun, karena keunikan dan ciri khasnya, bawang Bima masih bisa bersaing di pasaran. "Ini bawang asli Brebes nonhibrida, usai panen bisa dibibitkan lagi," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Garap Singkong Super, UKM Binaan PDIP Raup Rp 15 Juta/Bulan


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler