Beras Organik Indonesia Semakin Diminati Pasar Ekspor

Jumat, 02 Agustus 2019 – 21:22 WIB
Beras organik Indonesia semakin diminati pasar ekspor. Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebut beras organik Indonesia semakin diminati pasar ekspor. Sehingga, volume ekspornya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Dari data Kementan, ekspor 2016 hanya tercatat 81 ton, namun pada 2018 Kementan telah menerbitkan rekomendasi ekspor 143 ton beras organik.

BACA JUGA: Ekspor Bambu Hoki bikin Petani Untung

"Sampai dengan Juni 2019 ini sudah 252 ton beras organik yang direkomendasikan untuk menembus pangsa pasar luar negeri,” ujar dia kepada wartawan di Jakarta, Jumat (2/8).

Suwandi optimistis, angka ini akan terus bertambah hingga akhir 2019. Dia memerinci, ekspor beras organik hingga Juni 2019 berhasil masuk ke beberapa negara, seperti Jepang, Hongkong, Jerman, Amerika Serikat, Prancis, Malaysia, dan Singapura.

BACA JUGA: Kementan Fokus Kembangkan Kawasan Mandiri Benih Jagung

BACA JUGA: Kementan Ekspor Bawang Merah 250 Ton ke Singapura dan Thailand

Ekspor tersebut dilakukan oleh CV Shinta Rama, PT Bloom Agro, PT Bumi Subur Sejahtera Lestari, dan PT Sejahtera Makmur Semesta.

BACA JUGA: Kementan Ekspor Bawang Merah 250 Ton ke Singapura dan Thailand

Suwandi menekankan, ekspor beras organik ini segmen pasarnya tertentu. Namun drmikian, jelas harga beras organik jauh lebih mahal dibandingkan beras premium.

"Beras organik yang diekspor berupa beras organik putih, beras hitam, beras merah, dan beras cokelat. Beras itu diminati kalangan masyarakat tertentu karena beberapa alasan antara lain tidak menggunakan bahan kimia, non GMO, cita rasa yang khas, dan untuk bahan baku jenis makanan tertentu," urai dia.

Berangkat dari membaiknya kinerja ekspor ini, Suwandi menegaskan, peningkatan produksi padi menunjukkan bukan hanya bertujuan untuk konsumsi dalam negeri. Namun juga diarahkan pada pengembangan beras berkualitas ekspor untuk segmen pasar khusus.

"Terutama beras organik dan beras tertentu yang diminati oleh konsumen mancanegara," tegasnya.

Suwandi menambahkan, sentra padi organik saat ini masih spot-spot kecil dan belum di hamparan luas. Sentra padi organik terutama di wilayah Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Tenggara dengan luas sekitar 215 hektare.

"Kebanyakan mereka menggunakan varietas seperti Ciherang, Inpari, Sintanur, dan selebihnya varietas lokal," sambung Suwandi.

BACA JUGA: Kementan Klaim Geliat Ekspor Kacang Hijau Terus Meningkat

Adapun produktivitas rata-rata padi organik di lahan sawah tadah hujan sebesar lima ton gabah kering panen per hektar. Bahkan untuk sentra yang sudah lama berkecimpung di pertanian organik lebih dari lima tahun seperti di Tasikmalaya bisa mencapai tujuh ton gabah kering panen per hektar.

Terkait dukungan pemerintah, Suwandi mengatakan tentunya berperan penuh guna mendorong semakin meningkatnya volume ekspor komoditas pertanian. Salah satunya Kementan telah melakukan untuk meningkatkan ekspor beras di antaranya melalui bantuan sertifikasi beras organik.

"Bantuan alat juga pernah diberikan untuk eksportir beras organik seperti dari Tasikmalaya. Saat itu kami berikan bantuan berupa color sorter, destoner, RMU, packing grading untuk membantu memperluas pangsa pasarnya,” tandas Suwandi. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Terus Genjot Ekspor Bawang Merah Ke Berbagai Negara


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler