Rabu (4/7) kemarin misalnya, banyak warga mengeluhkan air PDAM tidak ngalir. Hal itu terjadi di banyak tempat, Pontianak Barat, kota, selatan dan tenggara.
Yudi, warga Sungai Beliung Pontianak Barat mengatakan, leding tidak mengalir sejak Rabu pagi hingga siang. Keluarganya harus berbagi air ketika mandi pagi. “Pagi-pagi itu banyak membutuhkan air. Semua anggota keluarga mandi sebelum ke kantor, atau kuliah. Belum lagi untuk nyuci. Tadi pagi terpaksa kami ambil air hujan di tempayan karena di bak habis,” katanya.
Khairul Amri, warga Gang Wisuda Parit Haji Husein II juga mengeluhkan hal yang sama. Leding di rumahnya tidak mengalir dari Selasa (3/7) malam hingga Rabu. Bak air di kamar mandi kosong, air di tempayan pun tinggal setengah. “Kalau sampai besok tidak juga ngalir kami di rumah mandi pakai apa. Kalau minum dan makan bisa beli air galon,” ujarnya.
Warga Imam Bonjol Sapriadi juga menyampaikan hal serupa. Air cadangan di dua tempayan di rumahnya tinggal sedikit karena terpaksa digunakan juga untuk mandi, cuci dan kakus. Dia mengharapkan PDAM tetap mengalirkan air walau payau. Air tersebut masih dibutuhkan terutama untuk mandi dan buang air.
“Saya air bersih dan tawar di tempayan untuk mandi dan buang air dalam kondisi sekarang. Biar asin yang penting PDAM tetap mengalirkan airnya,” ucapnya.
Hingga kemarin sore, ledeng di rumahnya belum ngalir. Air cadagan tinggal sedikit. “Sepertinya sore ini kami tidak mandi. Air di tempayan simpan untuk cuci beras dan masak,” tuturnya.
Di Jalan Gajahmada juga demikian. Seorang warga Anto mengatakan, sejak pagi hingga sore tidak setetes pun air mengalir dari kran di rumahnya. Hanya beberapa ember persediaan untuk mandi, cuci dan kakus untuk dia dan keluarga. “Mungkin kami mandi di hotel malam ini,” katanya berkelakar.
Berbeda dengan Alhadi warga Jalan Pangeran Nata Kesuma. Dia mengaku ledeng di rumahnya tidak bemasalah. “Ngalir terus ledeng di rumah saya. Dari pagi sampai sore lancar saja,” ungkapnya.
Plt. Direktur Utama PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak Ismail tidak memungkiri jika saat ini kondisi air yang didistribuskan kepada masyarakat terasa asin. “Memang saat ini airnya terasa asin. Itu memang kenyataannya,” katanya, Rabu (4/6).
Menurut Ismail, air asin yang beberapa hari belakangan ini dikeluhkan masyarakat, pada dasarnya penyebabnya adalah kondisi air baku yang berasal dari Sungai Kapuas yang saat ini sudah tercampur dengan air laut. “Sekarang kondisi Sungai Kapuas surut, jadi air laut masuk dan tentunya bercampur dengan air Sungai Kapuas,” ucapnya.
Selain itu, penurunan debit air yang disebabkan kemarau panjang tentunya berpengaruh pada kualitas air yang sudah tercampur air laut. Yang pada akhirnya menyebabkan kadar garam air meninggi. Normalnya berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan, kadar garam pada air baku harus 300 miligram per liter, sekarang kemarin Selasa (3/7) kadar garam mencapai 3.000 miligram per liter. “Hari ini, karena hujan yang kemarin kadar garamnya sudah menurun yakni 600 miligram per liter,” kata Ismail.
Ismail mengatakan, pada dasarnya air baku yang digunakan untuk memenuhui kebutuhan masyarakat merupakan tanggungjawab pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Air, yang saat ini, sedang direncanakan untuk membangun bendungan di Sungai Ambawang.
Bendungan tersebut nantinya akan menjadi air baku Pontianak, saat ini proyek tersebut dalam tahap perencanaan. Jika rencana tersebut benar-benar direalisasikan, maka Ismail meyakini permasalahan air asin di Pontianak tidak akan terjadi. “Pembangunan bendungan tersebut, dibutuhkan dana yang cukup besar, diperkirakan hampir Rp6 miliar,” terangnya.
Menurut Ismail, agar permasalahan air asin tidak terulang kembali, saat ini pihaknya tengah melakukan penambahan pipa air intake penempatan dari Sungai Landak. Di mana yang saat ini kapasitasnya hanya 250 liter per detik akan ditambah menjadi 600 liter per detik.
Direncakana, proyek penambahan kapasitas tersebut akan selesai dalam kurun waktu satu hingga dua minggu kedepan. Sehingga jika kemarau panjang terjadi di Pontianak, persedian air di Penempat Sungai Landak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Pontianak.
“Kalau sekarang kebutuhan airnya 1.210 liter dan di Penempat kalau proyeknya sudah selesai kapasitasnya 600 liter per detik, ini masih belum mencukupi,” ungkapnya.
Ismail meminta maaf kepada masyarakat jika saat ini kondisi air meresahkan. Ia mengimbau, air tidak dikonsumsi karena kadar garam di atas normal. “Kalau bisa air leding jangan dikonsumsi dulu, tapi kalau untuk mandi masih bisa,” katanya. (hen/adg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Potong Gaji ke-13
Redaktur : Tim Redaksi