Berasal dari Grobogan, Cabai Lokal Tembus Pasar Mancanegara

Jumat, 25 Juni 2021 – 09:06 WIB
Kementerian Pertanian mengapreasi kinerja Kelompok Wanita Tani (KWT) Makendang Jaya yang diketuai oleh Ibu Endang di Desa Gedeng Adal, Kec. Toroh, Kab. Grobogan. Foto: Hortikultura

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengapreasi kinerja Kelompok Wanita Tani (KWT) Makendang Jaya yang diketuai oleh Ibu Endang di Desa Gedeng Adal, Kec. Toroh, Kab. Grobogan.

Perempuan yang pandai bahasa Inggris itu bercerita bahwa awal usahanya terinsprisasi dari kebiasaan sang ibu yg suka mengeringkan cabai dalam kantong plastik.

BACA JUGA: Teknologi UHDP Perkuat Kampung Hortikultura

Kini usaha sambal bubuk dengan merek Chilia telah berkembang pesat dan telah dipasarkan ke berbagai kota seperti Kab. Blora, Rembang, Pati, Semarang, Malang, sampai menjangkau pasar ekspor di Malaysia.

Kementan melalui Ditjen Hortikultura cukup mendukung usaha tersebut dengan mengalokasikan sarana pengolahan cabai yang diberikan pada 2019 dan terbaru yaitu solar dome dryer pada 2020.

BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun Food Estate Berbasis Hortikultura di Pulau Jawa

Endang sekaligus kepala usaha KWT menyampaikan bahwa sangat terbantu dengan bantuan dari Ditjen Hortikultura selama ini. Bahkan Solar dome dryer mampu mengeringkan 50 kilogram cabai segar 3-5 hari saja dibandingkan cara konvensional”, ujarnya.

Dengan biaya produksi yang tidak terlalu tinggi, harga jual sambal Chilia ini pun sangat terjangkau yaitu Rp 10.500 per botol dengan aneka rasa seperti teri, udang, cumi dan original.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Meluncurkan Korporasi Petani Hortikultura Pondok Pesantren

"Bahkan kemasan sachet hanya Rp 1.000 saja," katanya.

Tidak hanya berhenti pada satu jenis produk, KWT juga terus berupaya melakukan inovasi dan menjalin berbagai kerja sama untuk dapat memasarkan produknya.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto mengaku sangat bangga dengan kiprah dan dedikasi KWT ini.

Dia mengatakan kedua bantuan sangat membantu proses pengeringan cabai sampai dengan siap olah.

"Saya hadir disini ditugaskan oleh bapak Menteri ke lapangan sekaligus melihat potensi ekspor dari masing-masing kabupaten. Produk cabai olahan ibu Endang ini sudah sangat luar biasa. KWTnya aktif dan ulet berinovasi dan mencari pasar," terang Anton panggilan akrabnya.

Anton berharap produk olahan ini bisa go internasional dan mampu ekspansi ke pasar eropa saat pameran fruit and coffee yang rencananya diselenggarakan di tahun ini.

Bercita rasa nikmat, tidak salah jika Prihasto mengharapkan produk ini terkenal bukan hanya di Indonesia bahkan di dunia dengan slogan "Dari Grobogan Cabai Lokal Mampu Mendunia". (jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
hortikultura   cabai   ekspor   Bisnis   UMKM  

Terpopuler