Mentan Syahrul Meluncurkan Korporasi Petani Hortikultura Pondok Pesantren

Sabtu, 22 Mei 2021 – 22:04 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meluncurkan korporasi petani hortikultura Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittifaq Kabupaten Bandung. Foto: Kementan

jpnn.com, KABUPATEN BANDUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meluncurkan korporasi petani hortikultura Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittifaq Kabupaten Bandung.

Pada kunjungan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) juga menyerahkan bantuan berupa benih hortikultura dan mobil cold storage senilai 505 Juta.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Ribuan Penyuluh Pertanian Diangkat ASN

"Hari ini saya dan seluruh jajaran Kementerian Pertanian melihat secara langsung seperti apa fasilitasi pertanian untuk mendorong potensi yang ada di pesantren untuk bisa mengoptimalisasi diri dan terus berproses dalam edukasi dan pembelajaran betapa pertanian sebagai karunia Tuhan ada di depan mata kita,"kata Mentan Syahrul di Kabupaten Bandung, Sabtu(22/5).

Mentan mengatakan Ponpes Al-Ittifaq telah memperlihatkan proses-proses dalam pertanian tidak hanya dalam membina petani-petani di sekitarnya namun juga turut menjadi pembelajaran bagi para santri.

BACA JUGA: Langkah Kementan Mendorong Pangan Lokal Masuk Perhotelan

"Hari ini sayur sayur disini sudah bisa menembus berbagai marketplace, swalayan dan lain lain. Suatu saat tentu saja kita berharap ini nanti bisa dikembangkan lebih kuat karena sekarang ini sudah mulai kuat,"kata Syahrul.

Ke depan, Syahrul berharap dengan adanya korporasi petani hortikultura pesantren nantinya dapat memiliki prospek untuk terjun melakukan ekspor. Tidak hanya itu, Kementan juga akan terus mengawal program pengembangan pesantren pesantren sebagai basis- basis kekuatan edukasi pertanian utamanya untuk para petani milenial.

BACA JUGA: Balitbang Kementan: Eucalyptus Berhasil pada Uji Klinis SARS-CoV-2

"Kami berharap petani milenial yang kami bina saat ini yang jumlahnya 2,5 juta dalam 5 tahun ini dapat menjadi basis kekuatan edukasi pertanian seperti yang kami sampaikan,"ucap Mentan.

Ketua Korporasi Al-Ittifaq Setia Irawan mengatakan Ponpes Al-Ittifaq dibawah asuhan K.H. Fuad Affandi melaksanakan kegiatan agribisnis yang dipadukan dengan kegiatan pesantren.
Usaha pertanian dirancang terintegrasi dari hulu hingga hilir serta tempat magang atau pelatihan agribisnis bagi santri, mahasiswa dan petani yang berasal dari dalam kabupaten, dari luar propinsi bahkan dari luar negeri.

"Alhamdullilah kami dari pesantren Al–Ittifaq senang sekali dengan kedatangan Menteri Pertanian ke Al–Ittifaq karena ini sekalian mengukuhkan juga bahwa Al–Ittifaq sebagai korporasi petani sektor hortikultura,"ujar Setia.

Setia menjelaskan Ponpes Al–Ittifaq mengkolaborasikan pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan khas nusantara.

Selain itu, dia menyebutkan korporasi sebagai bisnis unit pendorong kemandirian ekonomi pesantren, pendampingan kelompok tani dan masyarakat tani sekitar pondok pesantren dan kemitraan antarpesantren se-Indonesia guna penguatan ekonomi umat dan kelayakan.

"Pesantren melakukan pendampingan kepada petani binaan di wilayah sekitar pesantren sebanyak 9 poktan untuk 126 jenis sayuran dan buah-buahan, yang dibagi menjadi 3 klaster pendampingan,"jelasnya.

Dia memerinci koperasi Ponpes juga melakukan kemitraan dengan beberapa pesantren di wilayah Indonesia yaitu 35 ponpes di Jawa Barat.

Kerja sama itu dalam kegiatan penanganan pascapanen meliputi sortasi, grading, packing, wrapping, dan labelling, sedangkan lainnya, 7 pesantren di Riau, 5 pesantren di Lampung, dan 4 di Sulawesi Utara dalam rangka transfer knowledge serta pendampingan untuk penguatan sektor pangan melalui pondok pesantren.

Saat ini telah memasarkan hasil usaha agribisnisnya ke beberapa pasar modern seperti Alifmart (retail yang dimiliki oleh Koperasi Ponpes Al Ittifaq), pasar retail modern wilayah Bandung dan Jakarta dan sekitarnya (Superindo, Yogya, AEON) dan horeka. Pemasaran juga dilakukan secara online market.

"Kami sangat berterima kasih kepada Kementerian Pertanian atas bantuan cold storage yang diberikan karena ternyata memiliki gudang yang bagus tidak cukup baik jika tidak dilengkapi dengan sistem distribusi yang memadai,"kata Setia.

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengatakan kawasan pertanian berbasis korporasi petani mampu meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing komoditas sayuran dan buah-buahan, menyediakan dukungan prasarana dan sarana pertanian di kawasan koperasi ponpes secara optimal serta mengaplikasikan teknologi inovatif.

"Parameter dari keberhasilan koperasi ponpes sebagai korporasi petani adalah meningkatnya pendapatan riil rumah tangga petani yang dibina, skala usaha tani, margin profit petani serta diferensiasi dan hilirisasi produk"ujar Prihasto .

Prihasto juga memaparkan bahwa Kementan terus mendorong pesantren untuk dapat terjun dalam sektor pertanian.

Untuk Ponpes Al-Ittifaq, sambungnya, Kementan telah memberikan bantuan berupa pendampingan dalam aspek budidaya dan akses pasar, sarana produksi budidaya, sarana pasca panen, sarana pengolahan lahan hingga bimbingan teknis korporasi hortikultura.

"Kami berharap setiap pesantren bisa melahirkan calon petani milenial kita dan kedepan mereka yang akan memperbesar pasar ekspor dan tentu dengan melibatkan digitalisasi,"tutup Prihasto. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler