jpnn.com - Titi Wati, 37, penderita obesitas yang juga wanita tergemuk di Kalimantan Tengah, mendapat perawatan di RSUD Doris Slyvanus, Palangka Raya.
Sehari setelah dievakuasi ke rumah sakit, Titi Wati menjalani serangkaian pemeriksaan medis. Kondisi kesehatannya diperiksa bergiliran. Dia juga menjalani timbangan berat badan.
BACA JUGA: Pakar Gizi Ungkap Pemicu Obesitas yang Dialami Titi Wati
Proses ini cukup menyulitkan, karena timbangan rumah sakit tak mampu mengukur bobot tubuhnya.
Petugas kesehatan kemudian berinisiatif menggunakan timbangan yang biasa digunakan untuk besi baja.
BACA JUGA: Jebol Pintu & Dinding demi Keluarkan Wanita Tergemuk Kalteng
Dari proses itu, barulah diketahui bobot Wati yang sebenarnya, yakni 220 kg. Beratnya naik puluhan kilogram dari terakhir timbang badan pada 2013 silam.
BACA JUGA: Ambulans Tidak Muat, Wanita Tergemuk Kalteng Diangkut Pikap
Pantauan Radar Sampit (Jawa Pos Group), berbagai proses itu dibantu belasan personel Tagana menggunakan tandu. Perlu tenaga ekstra ketika mengantar Titi Wati ke ruang pemeriksaan radiologi dan USG serta penimbangan badan.
Wati bahkan sudah bisa berbaring dan tertelentang, serta duduk. Namun, dia masih mengeluhkan napasnya yang sesak.
Wakil Direktur Bidang Pendidikan dan Kemitraan RSUD dr Doris Slyvanus Palangka Raya Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, penimbangan dilakukan sebagai persiapan penanganan medis dan tindakan operasi.
”Kami harapkan lima atau tujuh hari persiapan penunjang bisa selesai. Jadi, tidak datang dan langsung tindakan medis, tetapi diperiksa terlebih dahulu. Apalagi pasien sudah enam tahun seperti itu. Kami mau lihat kondisi jantung, paru, darah, dan lain-lain. Tadi sudah ditimbang. Beratnya 220 kilogram,” ucapnya.
Theodorus menuturkan, tim medis ingin menghindari hal-hal tidak diinginkan seminimal mungkin, sehingga semua dokter dari berbagai disiplin ilmu dilibatkan.
”Kami bertindak sebaik mungkin dan koordinasi yang baik, karena kegagalan operasi ini 0,2 persen,” ujarnya.
Theodorus menuturkan, Titi Wati telah menjalani pemeriksaan angiography (pemeriksaan fungsi jantung) dan spirometri (fungsi paru-paru). Kemudian, menjalani USG perut dan ronsen dada.
”Angiography untuk melihat kapaitas jantung, spirometri uji kapaitas paru, apakah mampu atau tidak menarik napas dengan baik, karena saat penanganan akan dibius total,” ujarnya, seraya menambahkan, kondisi pasien relatif stabil dan lebih semangat.
BACA JUGA: Pakar Gizi Ungkap Pemicu Obesitas yang Dialami Titi Wati
Sementara itu, adik kandung Wati, Yando, mengatakan, pihak keluarga berharap agar seluruh penanganan dilakukan secara tuntas dan tak setengah-setengah. Keluarga juga berharap semua berjalan baik dan tidak ada kendala.
”Keluarga waswas karena takutnya tidak berhasil. Pokoknya kami minta hingga tuntas penanganannya,” katanya. (daq/ign)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Operasi Obesitas Bisa Menurunkan Bahaya Serangan Jantung
Redaktur & Reporter : Soetomo