Hidup dengan AU$40 atau Rp 400 ribu lebih dalam sehari merupakan kenyataan pahit yang dialami 700 ribu lebih warga Australia. Mereka ini bergantung dari tunjangan pemerintah bernama Newstart.
Salah satu penerima tunjangan, Gae Guthrie (62) dari Hastings Point di New South Wales, terpaksa harus mengeruk tabungannya dan membiarkan penyakit menggerogoti dirinya.
BACA JUGA: Masuknya Papua ke NKRI Digugat ke MK Meski Jokowi Sudah Berkali-kali ke Sana
"Tidak banyak yang bisa didapatkan," ujar Gae.
Ia mengaku makanan merupakan pengeluaran terbesar baginya dan kini ia sudah jarang membeli daging.
BACA JUGA: Zahrotur Riyad, Dokter Gigi yang Gigih Mengatasi Kehamilan Remaja di Pulau Kecil
"Karena punya tulang yang rapuh, dokter bertanya kepada saya apakah saya makan daging. Saya jawab hampir tak pernah makan daging karena harganya tak terjangkau," katanya.
Gae mengaku menerima AU$754 atau lebih dari Rp 7,5 juta setiap dua minggu dari pemerintah, termasuk tunjangan Newstart, serta bantuan sewa tempat tinggal, bantuan pembelian obat dan tagihan listrik dan gas.
BACA JUGA: Zahrotur Riyad, Sosok Muslim Pejuang Pendidikan Seksual Anak Pulau
Ia kemudian harus membayar $364 per dua minggu untuk sewa tempat tinggal di karavan, asuransi rumah dan isinya, bensin, listrik, gas, air, tagihan kesehatan, dan biaya perawatan mobil, sisanya yang sedikit untuk makanan.
"Saya tidak tahu bagaimana orang bertahan hidup. Jika saya menghitung semuanya, akan selalu minus," katanya.
Dia mengaku beruntung karena punya tabungan yang telah dia gunakan terus-menerus. Photo: Tony Davies merasa tunjangan Newstart harus naik sekitar A$ 75 per minggu. (ABC North Coast: Leah White)
Jadi isu pemilu
Pas Forgione dari Dewan Layanan Sosial Australia (ACOSS) mengatakan jumlah uang tunjangan Newstart, secara riil, belum naik selama 25 tahun.
"Kami semakin sering mendengar dari para pencari kerja, bahwa mereka tidak punya uang cukup untuk membayar sewa tempat tinggal, tagihan, kesehatan dan biaya mencari pekerjaan."
Dia mengatakan ada perubahan pendapat umum mengenai tunjangan ini, yang bisa menjadi isu utama dalam Pemilu 18 Mei di Australia.
"Masyarakat juga paham tunjangan ini bukanlah pendapatan yang bisa diandalkan, karena itu ada perubahan pandangan soal ini."
"Menurut jajak pendapat baru-baru ini, 72 persen warga Australia mendukung kenaikan tunjangan Newstart."
Tony Davies dari organisasi Social Futures di New South Wales, selama ini fokus mengurus tunawisma, perumahan, layanan bagi pemuda dan keluarga, serta disabilitas.
Menurut dia, tunjangan Newstart bukannya membantu orang, malah menghalangi warga yang mencari kerja.
"Yang terjadi adalah mereka dipaksa masuk ke lingkaran hutang, mendapat penghinaan dan terisolasi," katanya.
Menurut Tony, untuk memutus siklus kemiskinan, tunjangan Newstart perlu setidaknya ditambah AU$75 atau lebih dari Rp 750 ribu per minggu dan bantuan sewa menjadi $20, atau lebih dari Rp 200 ribu, per minggu. Photo: Scott Morrison (kanan) dan Bill Shorten (kiri) saat sedang ikuti debat pemilihan Perdana Menteri (ABC News: Matt Roberts)
Pemimpin Oposisi Bill Shorten dari Partai Buruh dalam kampanye berjanji meninjau kembali pembayaran Newstart jika partainya memenangkan pemilihan. Ia mengakui nilai tunjangan saat ini terlalu rendah.
Tapi dia tidak menjelaskan berapa jumlah kenaikan yang dia rencanakan.
Sementara itu, Perdana Menteri Scott Morrison dari Partai Liberal masih setuju dengan nilai tunjangan saat ini.
"Kita memiliki salah satu sistem tunjungan terbaik, bahkan yang terbaik dibandingkan negara-negara lain," katanya.
Di sisi lain, Partai Hijau menjanjikan peningkatan nilai tunjangan Newstart dengan kenaikan $75 per minggu.
Artikel ini telah disadur dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris.
BACA ARTIKEL LAINNYA... PBB Terbitkan Kerangka Kerja Atasi Limbah Plastik Global