jpnn.com, DENPASAR - Memasuki awal tahun baru Caka 1939, tepat pada Hari Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Suci Nyepi, masyarakat Banjar Kaja, Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan menggelar suatu tradisi unik Omed-omedan. Acara ini dikemas dalam satu event yaitu Sesetan Heritage Omed-omedan Festival.
Penyelenggaraan event, Rabu (29/3) telah dimulai sejak pagi yang dibuka secara resmi Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, Camat Denpasar Selatan AA Gede Risnawan, Plt. Kadis Kebudayaan Ni Nyoman Sujati, sejumlah pimpinan OPD dan tokoh masyarakat adat setempat.
BACA JUGA: Sepekan Didekati Polisi, Warga Serahkan Senjata AK-56
Sesetan Heritage Omed-omedan Festival tahun 2017 mengambil tema "Sudamala" atau berbagi energi positif demi mencapai kerahayuan. Tampak tepat pukul 16.00 Wita tradisi Omed-omedan dimulai, yang diawali oleh para sekaa teruna banjar setempat melakukan persembahyangan dan penampilan barong bangkung.
Kemudian memasuki areal depan banjar sekaa teruna putra dan putri berbaris dan semprotan air dimulai mengangkat satu persatu sekaa teruna melakukan tradisi Omed-omedan.
BACA JUGA: Serang Nenek-nenek, Dua Ekor Anjing Dihukum Mati
Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan Omed-omedan merupakan tradisi unik diharapkan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke kota denpasar. Inovasi telah dilakukan dalam Sesetan Heritage Omed-omedan Festival dengan mengemas acara ini dengan berbagai event seperti Peken Paiketan Krama Sesetan, Parade Seni Budaya, maupun lomba-lomba.
"Kita melihat dengan adanya Peken Paiketan Krama Sesetan yang memasarkan produk UKM lokal akan berpengaruh positif terhadap sektor perekonomian masyarakat sekitar. Tentu kedepannya akan dilakukan evaluasi untuk meningkatkan mutu event ini sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan ke Kota Denpasar," ujar Rai Mantra.
BACA JUGA: Pengakuan Pasangan Gay di Aceh Ini Bikin Geleng Kepala
Bendesa Adat Sesetan, Ketut Suparjaya mengatakan setiap tahunnya dilakukan inovasi dalam penyelenggaraan Sesetan Heritage Omed-omedan Festival.
"Bukan semata-mata memeriahkan Tahun Baru Caka 1939 dan menarik kunjungan wisatawan, tetapi dengan adanya Peken Paiketan Krama Sesetan yang diisi sekitar 120 stand UKM lokal akan meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengembangkan jiwa kewirausahaan generasi muda selaras dengan program Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Wakil Wali Kota IGN Jaya Negara menjadikan Denpasar Kota Cerdas Berwawasan Budaya," ujarnya
Sementara itu, Ketua ST. Satya Dharma Kerti, Banjar Kaja Sesetan, Komang Arya Wira Suryawan mengatakan Peken Paiketan Krama Sesetan yang digelar serangkaian Sesetan Heritage Omed- omedan Festival ini dibagi menjadi empat jenis yaitu food heritage, home industry dan kerajinan, serta sponsorship yang didukung oleh seluruh masyarakat baik Sekehe Teruna teruni maupun masyarakat Sesetan.
“Sesetan Heritage Omed-omedan Festival juga dimeriahkan parade seni budaya yang dibawakan di antaranya oleh Sekaa Gong Ambeg Jaya Semara Banjar Kaja Sesetan, Siwer Art (Plawa), Manubada Kesiman, Br. Dukuh Sari, Br. Lantang Bejuh, Kendang Bolog Sumerta, FIB Unud, Brutuk Crew ISI Denpasar, Marching Band Sekolah Harapan, dan penampilan grup band,” kata Komang Arya Wira Suryawan.
Diserahkan juga hadiah bagi para pemenang lomba Poster dan Lomba Ogoh-ogoh serangkaian Sesetan Heritage Omed-omedan Festival. Juara I Lomba Poster diperoleh Wayan Adi Pratama dengan judul poster "Yang Muda Yang Kreatif dan Bahagia" dan juara I lomba ogoh-ogoh diraih Graha Pasek.
Diserahkan pula cinderamata dari panitia kepada Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra. Atraksi Omed-omedan sendiri dilaksanakan di puncak acara oleh Sekehe Teruna Teruni Dharma Kerti, Banjar Kaja Sesetan.
Di lain pihak, salah satu Sekeha Teruni Putu Yuna mengaku sangat gembira mengikuti tradisi ini, karena ini adalah sebuah warisan leluhur yang wajib dilestarikan.
“Sebagai generasi muda kita harus berani untuk melaksanakan guna melestarikan tradisi yang sacral ini,” Imbuhnya.
I Made Sudama selaku Jro Klian Adat Banjar Kaja Sesetan mengaku senang melihat perkembangan omed-omedan yang memiliki banyak invasi di dalamnya. Sehingga mampu memberdayakan seluruh masyarakat yang ada di Desa Sesetan dan Kota Denpasar pada Umumnya.
Pihaknya juga menampik anggapan bahwa ini adalah ajang untuk ciuman massal. Karena sejatinya ini adalah untuk mengikat tali silaturahmi antar Anggota Sekeha Teruna Teruni di Banjar Kaja Sesetan.
“Jika dikatakan ini ciuman massal saya kira kelitu, ini lebih depatnya adalah pelukan dan cium pipi, sangat tidak dibenarkan mencium mulut pada kegiatan ini,” pungkasnya.(bali express/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1 April Pemprov Bakal Siapkan Aturan Angkutan Online
Redaktur & Reporter : Friederich