Berbicara di Seminar Nasional UPH, Erick Tohir Singgung Soal Kepemimpinan dan Perubahan

Selasa, 29 November 2022 – 18:22 WIB
Menteri BUMN Erick Tohir mengawali paparannya dalam Seminar Nasional Universitas Pelita Harapan (UPH) bertema ‘Intelektual dan Integritas Generasi Muda Investasi Masa Depan Kepemimpinan Nasional” bertempat di Chapel, Kampus UPH, Selasa (29/11/2022). Foto: Dok. UPH

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia terbukti sukses luar biasa menyelenggarakan KTT G20. Indonesia juga menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia.

“Sekarang giliran Indonesia. Indonesia juga sukses menyiapkan pertemuan antara Presiden AS dan China,” kata Menteri BUMN Erick Tohir mengawali paparannya dalam Seminar Nasional Universitas Pelita Harapan (UPH) bertema ‘Intelektual dan Integritas Generasi Muda Investasi Masa Depan Kepemimpinan Nasional” bertempat di Chapel, Kampus UPH, Selasa (29/11/2022).

BACA JUGA: Punya Jaringan Ekonomi Luas, Erick Thohir Disebut Layak Jadi Cawapres

Selain Erick Thohir, pembicara lain yang tampil dalam seminar ini adalah Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia, dan mantan anggota DPR RI sekaligus Maruarar Sirait.

Menurut Erick Thohir, pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tahun 2045 akan terus naik. Setelah itu kemudian berbalik turun. Nanti akan mulai melambat, berarti kita sudah menjadi negara tua seperti Jepang. Pada 2030 target GDP 10.000.

BACA JUGA: Anggap Kaesang Keponakan Sendiri, Erick Thohir: Sudah Seperti Keluarga

“Ini kesempatan untuk Indonesia, momentum datang hanya sekali. Berarti ini kesempatan kita semua bekerja keras dan makin kompak,” ujarnya.

Dia melanjutkan jangan jadi penonton, tetapi harus jadi pelaku. Sumber daya alam yang luar biasa bemanfaat buat bangsa kita.

BACA JUGA: Kalahkan Perbanas, Tim Basket UPH Juara Puan Maharani Cup

Menurut Erick, kalau sejak dulu dieksploitasi bangsa lain, lapangan kerja untuk bangsa lain, hari ini hilirisasi dan industrilisasi harus semua oleh bangsa ini.

Dia mengatakan 2045 Indonesia menjadi negara terbesar secara market di Asia Tenggara. Bayangkan digitalisasi kita sudah Rp 500 triliun.

“Ke depan kita tidak hanya mengandalkan SDA saja, perlu menciptakan SDM, menciptakan leadership (kepemimpinan). Tidak ada yang bisa transformasi BUMN tanpa human transformasi lebih dengan mengandalkan ahlak,” ujar Erick Thohir.

“Knowledge Base Economi berarti kemampuan pertumbuhan ekonomi berinovasi. Bagaimana sebuah usaha UMKM migrasi ke digital harus ada kemampuan transformasi,” ujar Erick lagi.

Lebih lanjut, Erick mengatakan generasi muda Indonesia yang dulu, 1928 sudah tuntas bicara kebangsaan. Kalau sekarang masih tanya bangsa/suku apa, sudah tak relevan.

“Kita sudah dicetuskan berbangsa satu. Tahun 1998 politik kita menjadi demokrasi. Hari ini diperlukan pergerakan ekonomi, lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha,” ujar Erick.

Soal dampak G20, Erick mengingatkan jangan hanya simbolik. G20, 20 negara besar mengusai sekitar 80 persen GDP dunia, di sini rebutan pengaruh.

Oleh karena itu, untuk bisa dampak harus membangun ekosistem sendiri. Sampai kapan, Indonesia harus ikut ekosistem China atau Amerika, kenapa tidak bangun ekosistem Indonesia sendiri.

Indonesia ini penduduknya 270 juta, ekonomi tumbuh bicara Supply Chain atau perubahan permintaan konsumen.

Ketika krisis energi di Eropa, mereka bicara energi hijau. Indonesia sangat setuju, karena itu untuk anak cucu kita, tetapi dulu mereka juga menggunakan sumber daya alam.

Mereka Supply Chain yang baru supaya listrik kita mahal. Kita tidak mau. Misalnya nikel, kita tidak mau kalah, banding WTO.

“Dulu G20 Italia, presiden disuruh tanda tangan supply chain, tidak mau. Sebelumnya saya dan Pak Luhut mengingatkan kebijakan ini merugikan kita dan menguntungkan mereka,” katanya.

Dia mengingatkan tidak mungkin seseorang sukses karena dirinya sendiri, harus bersama-sama.

Asian Games tidak mungkin sukses, kalau tidak menarik orang-orang terbaik. Sama dengan misi besar di G20 dan juga memimpin BUMN. Contoh mengisi dua wamen adalah  bankir terbaik karena perlu menjaga risiko bisnis.

“Saya selalu jaga keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Kalau punya sistem dan tim yang baik kita berani mengambil tindakan. Sama dalam kebijakan menindak korupsi itu berisiko kalau tidak punya data, bisa berbalik,” ujar Erick.

“Saat bersih-bersih di BUMN banyak yang datang ke saya, dan berusaha menakut-nakuti, tetapi saya melakukan berdasarkan data, bukan karena pencitraan,” ujar Erick lagi.

Pada kesempatan itu, Erick berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan luar biasa.

“Kalian superhero di era yang terjadi saat ini. Kaum millenial dan Gen Z akan maju, tetapi persaingan ke depan lebih,” ujar Erick.

Erick Thohir mengaku senang diundang ke kampus, tetapi dirinya tidak bicara politik, lebih tertarik soal kerja nyata dan konkret, bukan hanya wacana.

“Ini bergulir terus. UMKM 65,7 juta dan 90 persen pekerja disediakan UMKM,” kata Erick.

Selain itu, kata Erick, kalau mau berhasil harus punya karakter dan integritas. Harus ada keseimbangan antara IQ dan EQ. Pemimpin harus punya empati, harus merasakan denyut di bawah.

“Adik-adik mahasiwa kesempatan itu selalu ada. Di BUMN ada program magang, dalam rangka link and match. Program sekarang dikuti 2.800 mahasiswa,” ujar Erick.

Selain itu, menurut Erick, BUMN memberi kesempatan investasi di start up.

“Siapa pun terbuka jadi pemimpin di BUMN,” ujar Erick Thohir.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler