jpnn.com - TAK hanya anak-anak perempuan yang perkembangannya terganggu lantaran banyak menghabiskan hidup di kawasan merah. Anak-anak laki-laki pun juga berpotensi mengalami pertumbuhan yang memperihatinkan jika terus menerus terpengaruh kehidupan lokalisasi yang keras. Mereka kerap bersinggungan dengan hukum lantaran berbuat kriminal.
Misalnya, yang dialami MH, 17, warga Banyu Urip Kidul. Dia pernah terlibat kasus pencurian dengan kekerasan di wilayah jalan Jarak, kawasan lokalisasi Dolly Surabaya. Penyebabnya, dia terbiasa bersinggungan dengan kawasan lokalisasi. "Pengin minum nggak punya uang," katanya, memberikan alasan.
BACA JUGA: Kehidupan Anak di Kawasan Merah Surabaya
MH mengaku sejak kecil tinggal di wilayah tersebut. Hampir setiap hari dia melihat orang meminum minuman keras dan mengunjungi PSK. Bersama sejumlah temannya, dia sering mengamen ke pengunjung wisma. Sering kali bukan uang yang didapat, tapi rokok dan segelas minuman keras. Tak jarang setelah mengamen, dia mabuk karena terlalu banyak minum.
Sering kali uang hasil mengamen digabungkan dengan uang saku, lalu digunakan untuk membayar PSK. Awalnya dia hanya ikut-ikutan. Temannya sering menggojloki jika menolak ikut bermain PSK. "Katanya wong lokalisasi kok nggak mbalon (katanya orang asli dari lokalisasi, kok tidak jajan PSK)," ucapnya. Namun, lama-kelamaan dia ketagihan juga.
BACA JUGA: Maling Sapi, Sepasang Pengantin Anyar Urusan dengan Polisi
Suatu ketika, dia ingin bermain dengan PSK, tapi tidak punya uang. Saat itu mengamen lebih banyak dapat rokok dan segelas minuman keras. Karena sudah ngebet, dia akhirnya memalak remaja yang melintas di kawasan tersebut disertai dengan ancaman kekerasan. Nahas, korban justru berteriak. Dia pun ditangkap warga.
Direktur Yayasan Genta Surabaya Riyanto menyatakan tidak memungkiri bahwa anak-anak di lingkungan lokalisasi yang terlibat tindak pidana lumayan signifikan. Selama 2013 ini saja, ada 11 anak dari kawasan lokalisasi Dolly dan Klakahrejo yang terlibat kasus kriminalitas. Sebagian besar berasal dari Dolly.
BACA JUGA: Ditabrak Mobil Polisi, Siswi MTsN Malah jadi Tersangka
Hal itu, menurut dia, disebabkan pengaruh ingar-bingar lokalisasi dalam tumbuh kembang anak. Ingar-bingar tersebut adalah tindakan liar yang berlangsung di kawasan itu setiap hari. "Miras, prostitusi, dan kekerasan sudah menjadi hal umum. Anak-anak melihat langsung," kata pentolan yayasan yang sering menangani anak dan perempuan yang tersangkut kasus pidana tersebut.
Pria yang sejak kecil tumbuh di Klakahrejo itu menambahkan, anak-anak di lokalisasi tumbuh tidak normal. Betapa tidak, sesuatu yang menurut pandangan umum tidak wajar, si anak justru melihatnya sebagai hal biasa. Sebab, anak tumbuh di lingkungan yang permisif. (eko/aph/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Dibacok lalu Disekap
Redaktur : Tim Redaksi