Berburu "Tikus-tikus" Bandara Ala TNI AL

Rabu, 06 Januari 2016 – 13:59 WIB
Para petugas menggelar sidak untuk mengantisipasi beraksinya "tikus-tikus" di bandara Juanda. FOTO: Jawa pos

jpnn.com - SIDOARJO - Gencarnya berita tentang pencurian isi bagasi penumpang di beberapa bandara membuat manajemen Bandara Juanda bereaksi. Kemarin (5/1) tim Aviation Security (Avsec) dan Satuan Tugas Pengamanan (Satgaspam) Bandara Juanda Surabaya menggelar inspeksi mendadak (sidak). Sasarannya adalah petugas ground handling dan porter di terminal 1 (T1). 

"Razia sebenarnya rutin dan bukan karena kejadian itu (kasus pembobolan di Bandara Soekarno-Hatta, Red)," ujar Manajer Sekuriti Angkasa Pura (AP) I Juanda Sukirman di sela-sela operasi pengamanan gabungan.

BACA JUGA: Gara-gara Seragam Kementerian Mirip Militer, KSAU Protes

Petugas yang memindah dan menata tas atau koper dari konter check-in rawan menjadi pelaku pencurian alias "tikus" bandara.

Dalam sidak kemarin, jajarannya memang tidak menemukan indikasi pencurian barang penumpang. Begitu pula halnya ketika aparat memeriksa beberapa ruangan yang digunakan porter dan petugas groundhandling beristirahat. 

BACA JUGA: UNJ Gawat Darurat? Beredar Kronologis Pemecatan Ketua BEM UNJ

Bagian lost and fund juga belum mendapat laporan maupun keluhan dari pengguna jasa. Meski demikian, lanjut Sukirman, sidak tetap dijadwal secara acak.

Petugas juga memaksimalkan kamera pengintai atau closed circuit television (CCTV). Lampu penerangan dari luar area konter check-in hingga akses menuju pesawat juga telah ditambah. 

BACA JUGA: Golkar Bergolak Lagi, Bamsoet Digusur, Supit Diganti

Personel avsec plus unit K-9 avsec sipil juga ditambah untuk memperkuat pengamanan di tiga lini bandara, yakni sisi udara, darat, dan terminal.

Sukirman menambahkan, pihaknya meningkatkan kerja sama dengan satgaspam dari Pangkalan Udara TNI-AL (Lanudal) Juanda. 

Kesatuan di bawah Pusat Penerbangan TNI-AL (Puspenerbal) itu menerjunkan aparat intelijen yang menyamar sebagai penumpang sipil. "Aparat intelijen itu memantau pergerakan barang di jalur perputaran bagasi," ucap mantan perwira staf operasi Puspenerbal tersebut.

Di tempat yang sama, Asisten Manajer Legal dan Komunikasi AP I Juanda Liza Anindya menampik anggapan bahwa keberadaan aparat TNI di Bandara Juanda menjadikan suasana terkesan kurang nyaman. 

"Dalam kondisi damai, tetap dibutuhkan jaminan keamanan untuk keselamatan dan kenyamanan pengguna jasa bandara," kata Liza.

Korban pembobolan di Juanda acap kali tidak pandang bulu. Koper petinggi atau bahkan komandan Puspenerbal era Laksma TNI Sugianto pun pernah diobok-obok maling bandara. Untung, di dalam koper itu tidak ada barang berharga. 

Belajar dari kejadian tersebut, imbuh Liza, calon penumpang sebaiknya tetap melakukan langkah preventif. "Barang berharga lebih baik dibawa ke dalam kabin pesawat," tutur alumnus UGM itu.

Ketua Airline Operators Committee Surabaya Soedjoko Dalijo merespons positif langkah yang ditempuh pengelola bandara yang berlokasi di Sedati, Sidoarjo, tersebut. Sebagai bandara internasional, kasus pencurian isi tas atau koper tidak hanya mencoreng nama Juanda. 

"Nama bangsa dan negara turut dipertaruhkan jika sampai korbannya turis asing," tegas station manager Citilink Surabaya itu. (sep/c9/oni/mas)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh! UNJ Pecat Ketua BEM karena Dituduh Mengancam Rektor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler