Bercanda Sambil Ngopi, tapi...Crasss! Mat Rolan Langsung Tewas

Senin, 10 Oktober 2016 – 07:11 WIB
Police Line. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Aksi carok menggegerkan warga di Jalan Kemudi Nomor 2, Kelurahan Krembangan Utara, Pabean Cantikan, Surabaya.

Diawali cekcok mulut, Mat Rolan, 55, disabet dengan celurit oleh Sutekno yang dibantu anaknya, Rosyid. Keduanya warga Jalan Dapuan Gang Lebar Surabaya. 

BACA JUGA: Anak Polisi Dikeroyok Warga, Dimasukkan ke Kandang Anjing

Tragis,  Mat Rolan harus meregang nyawa setelah dibantai oleh ayah dan anak itu. Kejadian ini langsung ditangani petugas Polsek Pabean Cantikan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Surabaya, kasus tersebut bermula saat Mat Rolan meminta Sutekno untuk meninggalkan rumahnya yang telah disewa sejak 15 tahun silam dengan hanya membayar Rp 3 juta. 

BACA JUGA: Video Anggota Dewan Nyabu: PDIP Tunggu Hasil Penyelidikan Polisi

Alasannya, rumah tersebut akan dijual Mat Rolan kepada orang lain. 

Permintaan ini ditolak mentan-mentah oleh Sutekno yang merasa sudah membeli rumah petak itu seharga Rp 3 juta pada 15 tahun yang lalu. 

BACA JUGA: Politikus Demokrat Ini Benarkan Soal Videonya Lagi Nyabu Itu

Padahal menurut Mat Rolan, rumah itu hanya disewakan atau dikontrakkan ke Sutekno dan bukan dijual. 

"Karena beda pendapat itulah, timbul perselisihan," ungkap mantan istri Mat Rolan yang enggan menyebutkan namanya, Minggu (9/10).

Dalam perselisihan itu, Mat Rolan mengatakan akan mengambalikan uang Sutekno Rp 3 juta asal dia mau segera meninggalkan rumah itu. 

Hanya saja, Sutekno kukuh menolak dan sebaliknya malah meminta Mat Rolan membayar uang ganti rugi Rp 30 juta jika ingin dirinya pergi dari rumah kecil itu. 

Sebab menurut Sutekno, uang Rp 3 juta pada sekitar tahun 2000-an itu nilainya cukup besar. Namun, Mat Rulan jelas menolak mentah-mentah permintaan Sutekno itu. 

"Bahkan, Mat Rolan sempat menawarkan uang Rp 10 juta kepada Sutekno namun uang itu tetap ditolak," lanjut istri kedua dari enam istri pria asal Bangkalan itu. 

Puncaknya pada Minggu pagi, Sutekno mengajak anaknya Rosyid untuk duduk bersama berunding dengan Mat Rolan di rumahnya.

Awalnya, perundingan itu berjalan damai. Bahkan, mereka sempat bercanda sambil minum kopi hangat. 

Namun, tiba-tiba antara Sutekno dan Mat Rolan  bersitegang. Bahkan, keduanya terlibat adu pukul. 

Setelah itu, Sutekno menyuruh anaknya untuk mengambil celurit yang ada di dalam rumah. 

Mendengar permintaan ayahnya, Rosyid berlari ke dalam rumah dan mengambil sebuah celurit. 

Setelah kembali, Rosyid langsung menyabetkan celurit itu hingga mengenai tangan kiri Mat Rolan yang coba menangkisnya. Sabetan pertama itu, celurit terjatuh. 

Namun segera diambil oleh Sutekno dan disabetkan lagi hingga mengenai perut korban. 

Sabetan kedua inilah yang langsung mengakhiri hidup Mat Rolan yang tewas di lokasi kejadian. 

Kanit Reskrim Polsek Pabean Cantikan Iptu Tritiko Gesang Hariyanto saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. 

Dia mengaku jika pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku yang usai kejadian langsung melarikan diri. 

“Kami juga tengah memeriksa saksi-saksi dari keluarga korban untuk mengetahui motif kejadian ini,” ungkap Tritiko. 

Polisi mengamankan barang bukti berupa sebilah celurit yang terdapat noda darah setelah dipakai kedua ayah dan anak membunuh korban. 

Selain itu, barang bukti lain seperti sandal korban dan cangkir kopi juga ikut diamankan. (yua/jay/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNN Selidiki Video Dua Anggota Dewan Lagi Nyabu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler