Bercerita Dipaksa Buka Hijab, Aghnia Adzkia Bikin Heboh Dunia

Sabtu, 15 April 2017 – 19:14 WIB
Bercerita Dipaksa Buka Hijab, Aghnia Adzkia Bikin Heboh Dunia. Foto Facebook

jpnn.com - LONDON - Salah seorang mahasiswi asal Indonesia mendapat perlakuan diskriminasi. Peristiwa yang dialaminya itu terjadi saat hendak berangkat ke London, Inggris melalui bandara di Bandara Ciampino, Roma.

Insiden diskriminasi itu ditumpahkan di akun Facebooknya. Bekas jurnalis yang kini menimba ilmu di Eropa itu lantas bercerita akan pengalamannya yang tidak mengenakkan.

BACA JUGA: Hindari Lingkaran Setan, Air China Bekukan Beijing-Pyongyang

Tepatnya Pada tanggal 10 April 2017 Aghnia Adzkia memposting pengalamannya di Bandara Ciampino, Roma. Dalam postingan di tersebut, Aghnia menulis kalau dia merasa mendapatkan perlakuan diskriminasi karena petugas bandara memintanya untuk melepas hijabnya.

Sementara, ada beberapa biarawati yang melewati pemeriksaan tersebut tanpa harus melakukan hal serupa.

BACA JUGA: Erdogan di Ambang Kediktatoran

Berjudul I am a Muslim Hijabi, Not a Terrorist! Aghnia mengalami insiden itu sebelum naik pesawat ke London, Inggris.

Tetapi, saat melewati pemeriksaan, petugas keamanan memintanya untuk melepas hijab tersebut. Keributan pun tidak terhindarkan.

BACA JUGA: Dokter pun Bingung, Bayi 8 Bulan Kok Bisa Beratnya 19 Kg

Mahasiswa Universitas Goldsmith yang tinggal di London itu, berkali-kali meminta petugas bandara menunjukkan hukum yang menyebutkan kalau hijab harus dilepas saat pemeriksaan keamanan bandara.

Namun, petugas bersikukuh. Mereka mengatakan tidak akan mengizinkan Aghnia untuk lewat kecuali mematuhi aturan bandara.

”Anda bisa saja menyembunyikan sesuatu di rambut Anda. Jika Anda tidak melepasnya, kami tidak tahu apa yang ada di dalamnya. Anda tidak aman bagi kami,” kata petugas perempuan tersebut.

Aghnia pun tetap menolak meski petugas memintanya untuk masuk ke ruang khusus sehingga dia bisa melakukan pemeriksaan dengan lebih privat. Ditambahkan Aghnia, karena penolakan itu, petugas bandara lelaki kemudian menyeretnya keluar, menarik tasnya, dan berteriak agar dia diam.

”Saya tidak siap mempercayai mereka kecuali mereka bisa menunjukkan hukum atau dokumen legal kalau pemeriksaan juga mencakup isi di balik jilbab saya,” tulisnya.

Aghnia kemudian memutuskan untuk tidak terbang dari Bandara Ciampino dan membeli penerbangan baru via Leonardo da Vinci, Bandara Fiumicino, yang juga berada di Roma untuk terbang ke London. Di bandara tersebut, Aghnia pun diminta untuk melepas hijabnya. Namun kali ini dia mematuhi aturan tersebut.

Postingan Aghnia pun menyebar secara viral. Sudah dilihat lebih dari 20 ribu kali dengan lebih dari 100 komentar, dan di share lebih dari 400 kali. Media-media Barat pun ikut memberitakan kasus ini. Namun sayangnya, komentar simpatik yang mungkin diharapkan Aghnia tidak ada.

Sebagian besar dari netizien menyebutkan kalau Aghnia terlalu berlebihan. Seorang netizen yang berkomentar di halaman Daily Mail menulis kalau Aghnia seharusnya mematuhi aturan bandara.

”Bukan perasaan satu orang yang perlu diperhatikan dalam kasus ini. Melainkan keselamatan semua orang yang berada di dalam pesawat. Wajar bila petugas kemudian menganggap dia tidak aman.”

Ada juga yang mengatakan kalau Aghnia jangan menyalahkan petugas bandara karena itu semua adalah tanggung jawab mereka demi memastikan keamanan penerbangan. ”Diskriminasi? Selama ini, bukan para biarawati yang menyimpan bom dan AK47 di balik baju mereka,” tambahnya.

Staf Kedutaan Besar Indonesia di Roma, Aisyah Allamanda, juga berharap seharusnya Aghnia mematuhi perintah petugas. ”Beberapa kali saya juga terbang keluar bandara di Roma dan saya juga mengalami periksaan yang sama. Dan, ya, saya juga harus melepas hijab saya,” katanya.

Peaturan yang sama, kata Aisyah, juga diberlakukan di KBRI Roma. ”Kami juga melakukan pemeriksaan yang melibatkan melepas hijab. Ada ruang khusus itu itu,” sambungnya. ”Saya bisa paham jika petugas keamaan merasa kita agresif kalau kita menolak untuk melakukan itu.”

Juru bicara Bandara Roma juga mengeluarkan pernyataan serupa. ”Penumpang yang melewati gerbang keamanan membunyikan alarm bahaya. Sehingga, butuh penyelidikan kasus itu. Staf kami sudah memintanya untuk masuk ke ruang khusus dimana dia bisa melepas jilbabnya di hadapan petugas perempuan, itu sesuai dengan undang-undang Eropa dan internasional. Semua ini demi keamanan.”

”Kami memohon maaf atas insiden ini. Namun, apa yang terjadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan diskriminasi. Penumpang tidak mematuhi aturan dasar keamanan. Dan, tindakan lanjutan kami lakukan untuk memastikan semua aman.”

(dailymail/thesun/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Semakin Agresif, Tiongkok pun Resah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler