Berdagang dengan India dan Amerika, Indonesia Untung Besar, Mantap!

Rabu, 15 Juni 2022 – 14:35 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2022 mengalami surplus USD 2,90 miliar. Foto ilustrasi/dok Pelindo I

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia periode Mei 2022 mengalami surplus USD 2,90 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto mengatakan surplus tersebut mencakup nilai ekspor USD 21,51 miliar dan impor USD 18,61 miliar.

BACA JUGA: Dag Dig Dug soal Kebijakan Amerika, Rupiah Hari Ini Ambyar

"Surplus neraca perdagangan ini terjadi selama 25 bulan berturut-turut," ujar Setianto pada konferensi pers, Rabu (15/6).

Setianto menyampaikan surplus neraca diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas, yakni USD 4,75 miliar. Namun, tereduksi defisit perdagangan sektor migas sebesar USD 1,86 miliar.

BACA JUGA: Kabar Buruk dari Amerika Mengguncang Rupiah Hari Ini, Ambrol!

Adapun komoditas nonmigas penyumbang surplus terbesar pada Mei 2022 ialah bahan bakar mineral, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewan nabati.

BPS memerinci perdagangan RI mengalami surplus terbesar dengan tiga negara pada Mei 2022, yaitu dengan India, Amerika Serikat, dan Filipina.

BACA JUGA: Nabi Muhammad Dihina, Seruan Pemimpin Islam India Luar Biasa

Surplus terbesar disumbang oleh perdagangan RI dengan India dengan angka USD 1,5 miliar pada Mei 2022 dan komoditas utama berupa bahan bakar mineral dan produk kimia.

Kemudian, surplus terbesar kedua disumbang oleh Amerika Serikat yang mencapai USD 1,2 miliar dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan aksesori atau rajutan.

Selanjutnya, surplus Indonesia dengan Filipina mencapai USD 833,6 juta menyumbang surplus pada Mei 2022 dengan komoditas utama bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya.

Perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, di antaranya Australia mengalami defisit USD 535,5 juta dengan perdagangan utamanya bahan bakar mineral, logam mulia, dan perhiasan atau permata.

Lalu, defisit perdagangan juga terjadi dengan China sebesar USD 479,8 juta, di mana komoditas penyumbang defisit terbesar, yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.

Lebih lanjut, perdagangan dengan negara tetangga Thailand juga mengalami defisit USD 331,9 juta dengan komoditas utama penyumbang defisit, yakni gula, kembang gula, serta plastik dan barang dari plastik. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lady of Heaven


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler