Berdansa Flamingo Spanyol di Petak Tee Off

Kamis, 21 Juni 2012 – 12:40 WIB

jpnn.com - SUSAH sekali menyontek gaya I Gede Subawa M Kes, AAAK, Dirut PT Askes (Persero) saat melepas pukulan dengan wood satu di petak tee off. Back swing-nya panjang, snap-nya cepat, diikuti gerakan kaki kanan menyilang dan ujung kaki sepatu bertumpu sebagai penyeimbang.

Kawan-kawan golfer menyebut gaya pukulan itu sebagai perpaduan antara “pencak silat” dan golf. Tetapi, bagi penikmat olahraga di atas lahan hijau sekitar 60 hektare itu, model yang diperagakan pria kelahiran Tabanan Bali, 21 Maret 1951 itu sebagai the art of golf. Tidak ada yang salah, karena bola yang terlahir dari pukulan maut itu tetap berlari kencang, lurus, tinggi, dan jauh.

Dia menemukan sendiri gaya yang mirip tarian Flamingo yang terkenal di Spanyol itu. Dia konsisten dengan model pukulan itu, dan bola kecil yang terlempar oleh stik merek Beres itu tetap saja on track. Artinya, dia tetap lebih baik daripada produk golf sekolahan, yang sibuk dengan teknik sempurna, tetapi bola out of bond (OOB). ’’Saya golf kan bukan dari sekolah golf, jadi gerakan yang saya juga bisa beda.

:TERKAIT Yang penting saya merasa nyaman, dan bola tetap on track,” jelas golfer yang pernah tercatat di handicap 10 ini. Memang terlihat aneh, tetapi golf itu bukan hanya olahraga tontonan. ’’Yang penting hasilnya dong!” kata I Gede Subawa yang Minggu pagi lalu bermain di Bogor Raya itu. Dia tergolong pemberani, cepat mengambil keputusan, dan tidak merasa ragu dengan apa yang sudah dia putuskan.

Dia sosok yang pede alias percaya diri. Dan itu semua bisa dirasakan dari pilihan-pilihan dia dalam menentukan jenis stik. Usianya memang sudah kepala enam, namun jarak pukul 160 meter, dia tetap menggunakan iron-6. Lazimnya, untuk pemain-pemain amatir yang star di patok biru, di par 3 yang berjarak di atas 150 meter, lebih percaya diri dengan iron-5, atau bahkan stik jenis rescue.

Tetapi tidak buat I Gede Subawa. ’’Boleh dicoba, pukulan saya tetap jauh dan lurus,” ungkap dirut, yang sebelumnya pernah bertugas di Jawa Tengah-DIY, Bali, dan NTT itu. Tapi, golf itu bukan jauh-jauhan memukul. Golf itu akurasi dan seni mengatur jarak, arah, dan jumlah pukulan. Golf itu kepintaran membaca arah angin, memilik stik, dan berlatih menggunakan feeling. ’’Karena golf itu ibarat manajemen, harus punya planning, harus disiplin mengimplementasi perencanaan itu,” ujar dokter yang berpostur tinggi besar itu.

Soal gaya Flamingo itu, sesungguhnya dia menyadari, itu teknik yang tidak standar. Bahkan tidak ada dalam kamus bermain golf. “Terus terang, gaya ini bukan saya bikin-bikin. Tapi, karena pinggang saya tidak seperti dulu saat masih muda lagi.

Sendi di bahu kiri saya juga ada yang tidak beres, dan sebenarnya harus operasi. Jadi, gaya itu sebenarnya untuk mengurangi rasa sakit saat memukul keras,” akunya. I Gede sering menjadikan permainan golf sebagai bahan inspirasi dalam membuat kebijakan dalam perusahaannya. Mengelola sebuah perusahaan itu seperti mengelola poin, harus konsisten, akurat, dan selalu memahami lapangan dengan baik.

Apalagi, tidak ada dua hole yang betul-betul mirip, atau sama. Tidak ada green dengan tingkat kesulitan yang sama. Satu lapangan dengan yang lain pasti berbeda. ’’Di situlah kemampuan manajerial itu diuji, di setiap hole, dan harus konsisten,” kata penggemar lagu-lagu Broery Pesolima itu. Golf bagi I Gede, adalah refreshing yang paling total. Bisa tertawa lepas, sekeras-kerasnya, tanpa merasa canggung.

Terutama jika dalam satu flight itu berkawan dekat, humor apa saja bisa keluar dengan leluasa. Tidak ada jenderal, tidak ada kopral. Sesama pemain tidak boleh merasa superior, saling menghormati, saling memuji.

Bisa ngakak selama 18 hole, itu membuat syaraf muka bergerak bebas dan hidup serasa lebih hidup. Pantas saja, dirut BUMN yang satu ini tampak lebih muda 10 tahun dari usia yang sesungguhnya? Bahkan, saat menjelang HUT ke-44, PT Askes (Persero), 15 Juli 2012 mendatang, I Gede Subawa tetap kelihatan muda berwibawa.

Mungkin, ini akan menjadi puncak ulang tahunnya, karena tahun 2014, perusahaan asuransi ini sudah akan bermetamorfosis menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Sama seperti bermain golf, tahun 2014 kelak, Askes akan berubah menjadi asuransi kesehatan nasional, yang akan mengcover seluruh rakyat Indonesia. Bukan hanya PNS maupun TNI, seperti yang ada saat ini. Ini sudah diamanahkan dalam UU No 24 tahun 2011.

Di golf, perubahan itu ada di 18 hole, beda tantangan, beda indeks stroke, beda lekukan, beda jarak, beda kesulitan, beda green, beda evelasi, beda view, tetapi nyawanya sama, harus bisa menyesuaikan diri dengan cepat dan optimal. (don/bersambung)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Shilin, Mengenyangkan Mata, Menggoyang Lidah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler