Beredar 35 Kemasan Saus Tak Jelas di Jajanan Sekolah

Sabtu, 03 Februari 2018 – 19:07 WIB
Jajanan di sekolah. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Forum Pimpinan Kecamatan (Forpimka) Semampir, Surabaya, Jatim melakukan pemeriksaan jajanan anak di kawasan Jalan Pegirian pada Jumat (2/2).

Pedagang yang mangkal di dekat sekolah didatangi. Mereka diinterogasi soal proses pembuatan makanan.

BACA JUGA: Sidak Jajanan Sekolah, Gorengan pun Disita

Beberapa yang dianggap berbahaya disita. Pedagang pun diminta tidak berjualan produk itu lagi.

"Ada beberapa penjual yang menyiapkan saus di gerobaknya. Warnanya merah banget," kata Camat Semampir Siti Hindun Robbah.

BACA JUGA: Takut Anak Jajan di Luar? Buat Bekal Sendiri Aja

Kandungan saus memang belum dites. Namun, petugas dari kecamatan mengambil langkah antisipasi. Semua saus yang dianggap berbahaya dibeli.

Namun, pedagang tidak diperbolehkan menjualnya lagi. Menurut Hindun, saus berbahaya bagi anak. Kesehatan mereka bisa terganggu.

BACA JUGA: Ditemukan Jajanan di Sekolah Gunakan Zat Berbahaya

Berdasar catatan petugas kecamatan, ada 35 kemasan kecil saus berwarna merah tua yang diamankan kemarin.

Semuanya tidak berlabel. Petugas sepakat membawanya untuk dicek kandungannya.

Hindun menuturkan, pengecekan jajanan rutin dilakukan setiap minggu. Lokasinya berpindah-pindah.

"Kami terus mengimbau sekolah agar menjaga siswanya. Kalau bisa, menyediakan jajanan yang sehat di kantin," ungkap Hindun.

Sementara itu, kemarin (2/2) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya memberikan sosialisasi kepada siswa SDN Tembok Dukuh IV.

Kepala BBPOM Surabaya Hardaningsih menyatakan bahwa untuk anak SD, yang menjadi prioritas adalah keamanan pangan.

Terutama jajanan anak di sekolah. Baik yang dijual di kantin maupun yang dijual di lingkungan luar sekolah.

"Harus tahu kunci pangan sehat dan aman," jelasnya.

Dia mengakui, dalam masa tumbuh kembang, anak tentu memerlukan makanan dengan kebutuhan gizi yang baik.

Jika mengandung zat berbahaya dan melebihi kadar yang ditentukan, itu tidak baik untuk kesehatan maupun kecerdasan.

"Jadi, gizi dan keamanan menjadi fokus perhatian," terangnya.

Makanan yang sehat adalah yang tidak mengandung pemanis, penyedap, pengawet, pewarna, dan perasa buatan.

Edukasi tidak hanya diberikan kepada siswa, tetapi juga sekolah. Sebab, di sekolah tentu ada kantin.

Menurut dia, sudah seharusnya kantin di dalam sekolah bisa menjadi percontohan kantin sehat dan bersih.

Yakni, yang menyediakan makanan sehat dan tidak mengandung zat berbahaya.

Yang tidak kalah penting, pembinaan bisa ditularkan kepada para pedagang di luar sekolah.

"Mindset-nya ditata. Menyiapkan makanan untuk tumbuh kembang anak," tuturnya. (hen/puj/c6/any/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler