Beredar Iklan Pembunuhan Fahri Hamzah dan Habib Rizieq, Ini Kata Psikolog

Minggu, 30 April 2017 – 18:09 WIB
Fahri Hamzah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tawaran untuk merencanakan pembunuhan terhadap Fahira Indris, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Habib Rizieq, Buni Yani, dan lain-lain yang diiklankan Nathan P Suwanto dalam Twitter-nya dikritisi ahli forensik Reza Indragiri Amriel.

Menurut Reza, iklan yang disebar ke medsos sangat berbahaya karena bisa dibaca semua kalangan termasuk anak-anak. Apalagi bila ada yang menyambut tawaran tersebut.

BACA JUGA: Partai Kakbah Curigai Sikap Ngotot Fahri Hamzah soal Angket KPK

"Katanya, itu bukan posting hoax. Namun, andai itu hoax sekali pun, saya rasa ini sangat berbahaya," kata Reza dalam pesan singkatnya, Minggu (30/4).

Dia menambahkan, berkat masifnya penyebaran info via medsos, di masa berat seperti sekarang, ada orang-orang yang menyambut tawaran (iklan) tersebut. Orang itu lalu melakukan killing spree. Setelah selesai, dia tagih bayarannya kepada si otak (mastermind).

BACA JUGA: Merasa Diincar Sniper, Habib Rizieq Mengungsi ke Luar Negeri

"Si otak mulai merasa bahwa membiayai pembunuhan merupakan cara yang bisa dia lakukan untuk mencapai kepentingan pribadi," terangnya.

Di lain sisi, bersimbiosa, muncul orang-orang yang merasa bahwa mereka bisa sewaktu-waktu mendapat uang karena di luar sana ada cukong yang mau meng-order mereka.

BACA JUGA: Fahri Harapkan Anies-Sandi Loyal ke Jokowi

"Orang normal bisa dengan mudah menjadi orang jahat, dan orang jahat sering terlihat sebagai orang normal," ujarnya.

Selain itu faktor struktural dan kultural terbukti positif untuk memprediksi pembunuhan berseri. Struktural adalah kepadatan populasi, yaitu wilayah yang luas, perkotaan, dan berpenghuni padat. Itu merupakan area ideal bagi kondisi anonim, menyediakan banyak korban, dan orang yang rapuh sebagai calon eksekutor. Sedangkan kultural adalah nilai-nilai yang menoleransi kekerasan.

"Semoga kepolisian mengusut serius dan tuntas unggahan iklan di Twitter tersebut. Jangan sampai kian nyata hasil studi Economist The Intelligence Unit, bahwa Jakarta adalah kota yang paling tidak aman," pungkasnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Pernah Sebut Fahri Hamzah Terlambat Ngomong


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler