BANDUNG– Jelang pelaksanaan ujian nasional tingkat SMA, dunia pendidikan di Jawa Barat mendapatkan tamparan keras. Itu, setelah pemerintah pusat merilis rendahnya tingkat kejujuran pelaksaan UN di Tatar Parahyangan ini. Secara nasional, Jabar menempati posisi 16 tingkat kejujuran UN.
“Cukup memprihatikan, di saat peringkat nilai UN kian stabil, justru peringkat kejujuran malah merosot,” ujar Kadisdik Jabar Wahyudin Zakarsy kepada wartawan di kantornya, Jl Rajiman, Rabu (11/4).
Terang dia, selama kurun tiga tahun terakhir, prestasi UN di Jabar selalu meraih peringkat dua Nasional. Dan pada 2010 lalu, tingkat kejujuran UN Jabar satu digit lebih baik di peringkat 15.
“Harus segera diperbaiki, mulai dari guru selaku pendidik sampai kepada siswa yang berperan pelaku UN. Apalagi, terkait masalah etika kejujuran, sungguh sangat memalukan jika terulang kembali,” tegasnya.
Bila tahun ini tidak berubah, kata dia, dipastikan dunia pendidikan di Jabar semakin tercoreng. “Saya harap, semua sekolah di Jabar mengedepankan nilai-nilai kejujuran dalam pelaksanaan UN yang dimulai Senin (16/4) depan. Kami percaya, sekolah mempunyai integritas,” tukasnya.
Sementara itu, saat ini isu miring UN pun kian ramai digunjingkan warka Kota Bandung. Salah satunya kabar penjualan soal UN. “Kalau kebocoran (soal UN) saya kira tetap terjadi, karena selalu terjadi setiap tahunnya. Kenapa? Karena sangat berpengaruh terhadap kelulusan siswa,” ujar Pengamat Pendidikan UPI Nugraha kepada Bandung Ekspres (Grup JPNN), kemarin.
Malah, kata dia, bila standar kelulusan hanya dari nilai UN, jangan harap kebocoran tidak akan terjadi. “Kebocoran soal UN adalah bentuk kecolongan pemerintah pusat dan Disdik yang justru selalu memberatkan kelulusan bagi siswa,” katanya.
Namun, isu miring itu dibantah Kadisdik Kota Bandung Oji Mahroji. Ia menjamin tidak ada bocoran soal jelang UN Senin depan. Malah, pihaknya melibatkan polisi dan tim independen dalam distribusi soal UN.
“Naskah UN datang ke Bandung pada 13 April. Untuk peserta SMA kurang lebih 18 ribu siswa, dan SMK sekitar 19 ribu siswa. Untuk standar kelulusan, tidak boleh ada angka 4 ke bawah,” katanya. (jat/hen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang UN, Disdik Diminta Razia Warnet
Redaktur : Tim Redaksi