jpnn.com, JAKARTA - Surat elektronik tentang surat perintah penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diteken Firli Bahuri beredar di media sosial.
Surat yang diteken pada 2 Desember 2020 memuat perintah kepada Novel Baswedan untuk menyidiki dugaan suap pengadaan rapid test melalui PT Rajawali Nusantara Indonesia yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir.
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, surat itu ialah hoaks. Dia mengaku tidak pernah meneken surat tersebut.
"Hoaks. Saya nyatakan itu palsu. Saya tidak pernah tanda tangani surat seperti. Bahas kasusnya saja tidak pernah," kata Firli saat dikonfirmasi, Kamis (10/12).
BACA JUGA: Sssst, KPK Amankan Ini dari Rumah Pribadi-Dinas Juliari Batubara
Firli melanjutkan, KPK juga tengah menyelidiki siapa yang melakukan hal tersebut. Dia memerintahkan langsung Deputi Penindakan KPK Irjen Karyoto untuk mengusutnya.
"Deputi Penindakan saya perintahkan untuk ungkap siapa pelakunya," kata Firli.
BACA JUGA: KPK Soroti Bantuan Sapi Gubernur NTB Jelang Pilkada
Sementara itu, Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri membenarkan bahwa surat yang beredar tersebut merupakan hoaks. Namun, saat disinggung apakah KPK sedang mengusut kasus tersebut, Fikri tidak menjawabnya. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga