jpnn.com, KEDIRI - Kepolisian Resor Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengamankan 236 sepeda motor yang diduga untuk balap liar yang dilakukan para remaja di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.
Tindakan tegas polisi itu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, karena balap liar menyebabkan kerumunan. Polisi menindak tegas siapa pun yang melakukan aksi balap liar, maupun yang sekadar menontonnya.
BACA JUGA: Bea Cukai dan Polres Kediri Kota Amankan Ratusan Butir Psikotropika
"Ini di seputaran SLG, anak-anak muda balap liar. Ada yang menongkrong, melihat adanya balap liar. Kan ada PPKM, jadi ini diharapkan masyarakat tidak melakukan aktivitas di atas jam 20.00 WIB," kata Kepala Polres Kediri AKBP Lukman Cahyono di Kediri, Senin (1/2).
Lukman mengatakan, kegiatan pengamanan itu dilakukan sebagai bagian dari operasi gabungan polisi serta instansi terkait lainnya di Kabupaten Kediri.
BACA JUGA: 134 Motor Balap Liar Disita Polisi, Pemilik yang Mau Mengambil Harus Sungkem dulu pada Orang Tua
Operasi digelar dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Kapolres mengimbau masyarakat mematuhi aturan yang berlaku.
BACA JUGA: Jumlah Kasus Covid-19 Indonesia Tinggi, Usul Denda Tinggi untuk Pelanggar Protokol Kesehatan
Untuk yang ikut dalam ajang balap liar maupun yang hanya menonton diberikan sanksi.
Mereka diberikan tilang dan kendaraannya dibawa ke Mapolres Kediri.
Dari hasil pengamanan, pelanggarannya juga beragam.
Selain melanggar jam malam, ada juga kendaraan yang spesifikasinya diubah, hingga tidak membawa surat-surat kelengkapan.
Untuk kendaraan yang dibawa ke Mapolres Kediri, pengendara diharuskan menghadirkan orang tuanya serta membawa surat keterangan dari desa.
Hal itu untuk memastikan bahwa pihak desa dan orang tua bisa ikut terlibat memantau para remaja agar tidak mengulangi hal yang sama.
"Ini tindakan tegas agar tidak terulang kembali," tegas Lukman.
Dia menegaskan bahwa nantinya yang akan ambil kendaraan harus ada persyaratan yang mesti dipenuhi, seperti menunjukkan bukti kepemilikan baik STNK dan BPKB, dan surat dari kepala desa.
"Anak-anak harus mengajak orang tuanya. Dengan demikian, orang tua ikut tanggung jawab dan ini bisa memberikan efek jera supaya anak-anak tidak melakukan aktivitas yang tidak perlu," kata dia.
Ia juga berharap anak-anak tersebut sadar bahwa saat ini pandemi Covid-19 masih belum usai.
Terlebih lagi kasus Covid-19 di Kabupaten Kediri ini juga masih tinggi, sehingga dengan mengurangi kerumunan diharapkan dapat menekan kasus.
Hingga kini, kendaraan hasil razia itu masih di halaman Mapolres Kediri.
Orang tua yang bisa menunjukkan surat kendaraan secara lengkap, akan bisa mengikuti sidang tilang dengan cepat.
Namun, bagi pemilik kendaraan yang ternyata suratnya tidak lengkap bahkan spesifikasi diubah, harus dikembalikan lagi seperti semula dan baru kemudian sepeda motornya bisa diambil.
Selain operasi mencegah balap liar, polisi dengan instansi terkait lainnya juga intensif menggelar razia di kafe-kafe wilayah kabupaten ini.
Pemerintah telah memutuskan bahwa PPKM diperpanjang hingga 8 Februari 2021, sehingga petugas makin intensif mencegah penyebaran Covid-19.
Sejumlah kafe di Kabupaten Kediri, kata Kapolres, juga diketahui melanggar protokol kesehatan.
Mereka diingatkan dan harus membayar denda sebesar Rp 500 ribu karena melanggar aturan.
"Kafe banyak yang ditutup. Sesuai dengan peraturan bupati denda Rp 500 ribu bagi tempat usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan dan melanggar PPKM. Kami tegur dan denda bahkan penutupan. Selama ini masih denda dan mereka kapok, tidak mengulangi," kata Kapolres.
Di Kabupaten Kediri, kasus Covid-19 hingga Minggu (31/1) mencapai 3.422.
Dari jumlah itu, 241 orang masih dirawat, 2.873 sudah sembuh, dan 308 meninggal dunia. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy