jpnn.com - MAKASSAR - Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menyatakan sudah berkunjung ke 21 kampus di berbagai wilayah di Indonesia dalam satu hingga dua tahun terakhir ini.
Hasto Kristiyanto pun mengungkap alasannya berkeliling perguruan tinggi di tanah air.
BACA JUGA: Di UIN Makassar, Hasto Ajak Mahasiswa Gelorakan Spirit para Pendiri Bangsa
Ternyata, Hasto pengin menggelorakan semangat mahasiswa dan anak-anak Indonesia untuk menggali spirit perjuangan dari para pendiri Negara Indonesia.
Hasto berangkat dari teori geopolitik Soekarno yang juga diangkatnya dalam disertasi program doktoralnya di Unhan.
BACA JUGA: PDIP Usung Rektor UNM Prof Husain Syam di Pilgub Sulbar? Begini Kalimat Hasto
Dari hasil disertasi itu, Hasto menemukan tradisi intelektual Bung Karno dan pemimpin bangsa lainnya yang kental dengan tradisi-tradisi akademis.
“Kepemimpinan intektual dibangun melalui dialektika melalui buku yang dibaca dari pemikiran tokoh-tokoh yang membangun peradaban dunia, dan dibumikan dengan persoalan bangsa dan negara, hingga muncullah sintesis berupa konsepsi keindonesiaan dan arah bagi masa depan bangsa dan negara," ujar Hasto Kristiyanto.
BACA JUGA: Memperkuat Konsolidasi Menuju Pemilu 2024, Hasto Buka Rakor DPD PDIP Sulsel, Begini Arahannya
Dia menyampaikan itu saat berbicara dalam kuliah umum bertema “Manifestasi Pemikiran Bung Karno tentang Agama dan Kebangsaan di Era Kekinian" di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (7/3).
“Karena itulah saya datang ke kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk menggelorakan semangat tersebut. Sebab, ilmu geopolitik Bung Karno tidak hanya berbicara tentang konstelasi geografis atas cara pandang politik, namun, juga kepemimpinan bangsa,” ucap Hasto yang juga sekjen PDIP itu.
Lebih lanjut Hasto mengatakan bahwa dengan spirit yang sama, maka para mahasiswa harus banyak membaca buku, maupun berdiskusi agar memiliki kepemimpinan intelektual serta meretas jalan migrasi terpendek bagi kemajuan.
Dengan menggelorakan semangat membaca, Hasto berharap mahasiswa dan anak muda Indonesia saat ini akan punya daya imajinasi tentang apa yang harus mereka lakukan di 20 tahun hingga 45 tahun ke depan.
Dari tradisi intelektual itu, kata Hasto berharap mahasiswa banyak belajar sejarah nusantara dan kemudian melihat korelasinya dengan dunia, lalu dipadukan dengan membaca kondisi masyarakat Indonesia untuk kemudian merancang cita-cita bagi masa depan.
“Jika sebagai mahasiswa anda tidak punya cita-cita masa depan, artinya anda kurang membaca. Saya berharap membaca buku, diskusi dan mengontemplasikannya dalam problem rakyat Indonesia, juga menjadi tradisi seluruh mahasiswa di UIN Alauddin,” ungkap Hasto.
Dia pun mengajak para mahasiswa untuk mempelajari para pendiri bangsa ini.
“Jadi, saudara sekalian, pelajari pendiri bangsa kita, dan kalau mau jadi pemimpin 15 tahun yang akan datang atau 30 tahun akan datang mulailah dari sekarang. Menjadi pemimpin dalam seluruh aspek kehidupan karena tidak ada bangsa besar tanpa kekuatan moral atas dasar nilai-nilai agama, spritualitas, nasionalisme dan patriotisme yang menjadi daya gerak suatu bangsa,” papar Hasto.
Dia menambahkan bahwa kampus menjadi sumber kaderisasi kepemimpinan nasional Indonesia.
Hasto menegaskan tidak ada pemimpin lahir tanpa dunia kampus.
“Karena itu, peran UIN Alauddin dengan fakultas yang sangat lengkap menjadi UIN terbesar di Indonesia sangat penting untuk berdialog bersama,” kata Hasto Kristiyanto.
Di acara itu, hadir ratusan mahasiswa serta sivitas akademika UIN Alauddin Makassar dipimpin Rektor Prof. Dr. Hamdan Johannis.
Hadir juga jajaran petinggi DPD PDIP Sulsel yang dipimpin Ketua Andi Ridwan Wittiri dan Sekretaris Rudi Pieter Goni.
Hadir juga anggota DPR dari Fraksi PDIP Dapil Sulsel Samsu Niang. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi