Beri Kuliah Umum di Unram, Hasto Tegaskan Indonesia Punya Modal jadi Penengah Masalah Dunia

Kamis, 15 September 2022 – 19:46 WIB
Doktor Ilmu Pertahanan Dr. Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, Kamis (16/9). Foto: Dokumen PDIP.

jpnn.com - MATARAM - Doktor Ilmu Pertahanan Dr. Hasto Kristiyanto mengajak para mahasiswa menjadi diplomat andal guna membawa misi Indonesia sebagai juru damai dunia. Dia pun meminta para mahasiswa mampu melihat ke luar (outward look) dan memiliki daya imajinasi seperti yang dilakukan oleh pendiri bangsa, yakni Bung Karno, Bung Hatta, dan lainnya.

"Indonesia harus menjadi juru damai bangsa-bangsa,” kata Hasto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), Nusa Tenggara Barat, Kamis (16/9).

BACA JUGA: Tiba di NTB, Hasto akan Isi Kuliah Umum di Unram

“Ada konflik di Timur Tengah, Indonesia harus jadi juru damai. Ketegangan di Laut China Selatan, Indonesia harus terdepan," tambah Hasto. 

Dalam kuliah umum Hasto ini, hadir Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo, anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat, dan Sekretaris Umum DPP Bamusi sekaligus anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah.

BACA JUGA: Hasto Yakin Pemikiran Geopolitik Soekarno Bisa Selesaikan Masalah Global

Kuliah umum tersebut juga membahas pertahanan negara dalam cara pandang geopolitik, sehingga hadir juga dalam kesempatan itu  Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto. 

Di hadapan ratusan mahasiswa sivitas academika Unram, Hasto mengingatkan bagaimana era Bung Karno dengan keterbatasan ekonomi mampu mengirimkan bantuan kepada negara terjajah untuk merdeka. Dia mencontohkan bagaimana Indonesia membantu Pakistan agar merdeka dari Inggris. "Ini pertanyaan kunci untuk belajar sejarah, untuk menemukan api spirit di dalam sejarah tersebut demi mempelajari masa depan," kata Hasto.

BACA JUGA: Hasto Kristiyanto Minta Mahasiswa Kritis, Tetapi Mengacu pada Kaidah Ilmiah

Sekretaris jenderal DPP PDI Perjuangan itu juga menyampaikan seharusnya Indonesia menjadi negara yang menjembatani pertemuan kelas dunia.

"Itu seharusnya tugas kita. Karena itulah, Bung Karno, Bung Hatta, dan pendiri bangsa lainnya pada masa lalu bisa membuat Indonesia menjadi negara pemimpin dunia," jelas dia.

Preseden itu pernah dilakukan Indonesia ketika menjembatani dua kekuatan besar saat Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur. Indonesia juga menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika (KAA).

"Kita mampu menggelar Konferensi Asia Afrika, yang mana mahasiswa-mahasiswanya terlihat aktif dalam konferensi itu,” katanya. 

Dalam konferensi itu, lanjut Hasto, sukarelawan ialah mahasiswa dan mahasiswi. Mereka menggelorakan spirit bahwa Indonesia yang baru merdeka bisa menjadi jembatan kemerdekaan antarbangsa dan meredam berbagai konflik itu. 

Lebih lanjut Hasto mengatakan pertahanan negara berkaitan dengan survival sebagai bangsa, dan bagaimana membangun kekuatan pertahanan yang disegani di dunia internasiona. Ke depan bahkan harus terkuat di kawasan Samudera Hindia sebagainana digagas oleh Bung Karno.

“Di sinilah perguruan tinggi memiliki peran penting dalam penguasaan iptek untuk pertahanan negara dalam pengertian luas. Hakekat pertahanan menyentuh seluruh aspek kehidupan bangsa,” kata Hasto. 

Sementara itu, Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo menyampaikan terima kasihnya atas kedatangan Hasto dalam memberikan kuliah umum. Dia menilai orasi yang dibawakan Hasto seakan-akan membawa seluruh audiens betapa besarnya jejak Indonesia bagi dunia.

"Kita seperti dibawa ke tahun 40, 50, 60-an yang mana seluruh rakyat Indonesia punya jiwa yang berkobar-kobar demi bangsa ini." kata Bambang.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah menambahkan dirinya sangat mengenal pemateri sejak lama. Dia bahkan menyebut Hasto sebagai sahabatnya.

"Dulu sama-sama beliau di Komisi VI DPR. Beliau saya kenal sebagai anggota PDI Perjuangan paling kritis. Jarang-jarang ada politikus berlatar belakang kimia UGM," kata Zulkifliemansyah. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler