JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, menilai peringatan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada para pembantunya di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II yang tidak optimal kinerjanya menunjukkan adanya kegagalan para menteri dari partai politik. Terlebih, Presiden menyampaikan peringatan itu secara terbuka.
"Sampai presiden secara terbuka memberikan peringatan kepada para menteri-menterinya, ini sudah menunjukkan bahwa presiden sudah pada posisi tidak bisa menerima kinerja para pembantunya yang dari partai politik," kata Tjahjo kepada wartawan, Minggu (22/7).
Tjahjo membaca pernyataan SBY itu membuktikan menteri-menteri tidak bisa bekerja secara optimal. "Bisa juga dikatakan (para menteri) tidak bisa menterjemahkan dan melaksanakan instruksi-instruksinya baik langsung maupun dalam rapat kabinet yang sangat sering digelar," kata Tjahjo.
Kamis (19/7), SBY meminta menteri yang lebih sibuk urus parpol lebih baik mundur. Selain itu, SBY menyatakan bahwa menteri harus bertanggungjawab jika anak buahnya di kementerian terlibat korupsi.
Dari pengamatan Tjahjo, saat ini sudah terjadi carut marut ketatatanegaraan dikarenakan kinerja kabinet tidak optimal. "Tidak fokus dan tumpang tindih," tegas mantan Ketua FPDIP DPR itu.
Anggota Komisi I DPR yang juga mantan Sekjen PDIP itu menambahkan, Presiden sebelum menyampaikan pernyataan tentu sudah melakukan pengamatan dan mendapat masukan informasi dari intelijen tentang kinerja para pembantunya. Jika kinerja para menteri tak beres, tentunya akan membahayakan pemerintahan.
Tjahjo menambahkan, peringatan presiden itu penting untuk dicermati mengingat pelaksanaan Pemilu kian dekat. "Dan sebagai menteri yang merangkap pejabat partai tentunya mementingkan partainya dan citranya sebagai pejabat partai," kata Tjahjo.
Meski demikian Tjahjo memaklumi jika SBY menyampaikan peringatan kepada para menterinya secara terbuka. Sebab, SBY tak mau disalahkan sendirian. "Karena nantinya presiden tidak mau dipersalahkan sendiri kalau pemerintahannya tidak optimal bekerja dalam proses pengambilan keputusan politik pembangunannya," kata Tjahjo.
Namun yang lebih penting adalah tindak lanjut peringatan SBY. Publik, imbuh Tjahjo, tentu menunggu tindak lanjutnya. "Apa hanya sekedar peringatan terbuka saja dan selesai?" ujarnya.
Tjahjo mengingatkan, presiden harusnya sudah sadar bahwa merekrut menteri dari parpol akan membuat program untuk rakyat akhirnya terbengkelai. Terlebih menjelang pemilu, katanya, menteri dari Parpol mulai meninggalkan dan tidak mendengar arahan presiden lagi yang sudah dua periode jabatan. "Ironis memang wajah pemerintahan ini," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Padat Karya Target Serap 11.264 Naker
Redaktur : Tim Redaksi