jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengkritik Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan yang mengungkapkan rencana kenaikan tarif BBM jenis Pertalite, Premium, dan gas LPG 3 kilogram.
Dia menyebut pernyataan Luhut seperti meneror masyarakat.
BACA JUGA: Merasa Paling Benar, Jokowi dan Luhut Disarankan Tes Kejiwaan
Terlebih lagi, politikus Golkar itu bukan pejabat berwenang membicarakan kenaikan harga BBM.
"Pernyataannya membuat resah dan meneror masyarakat dengan serentetan ancaman kenaikan harga-harga sumber energi kebutuhan sehari-hari mereka," kata Mulyanto melalui keterangan persnya, Minggu (3/4).
BACA JUGA: Luhut Binsar Beri Sinyal Kenaikan Harga Pertalite hingga Gas Melon, DPR Bilang Begini
Legislator Fraksi PKS itu menilai pernyataan Luhut dilakukan secara serampangan.
Terbukti, DPR dan kementerian terkait yang mengurusi Pertalite, Premium, dan gas LPG 3 kilogram tidak pernah membahas kenaikan komoditas tersebut.
BACA JUGA: Luhut Punya Jabatan Mentereng di APDESI Pendukung Jokowi 3 Periode, Hemm
Toh, kata Mulyanto, pernyataan Luhut tentang kenaikan tarif bertentangan dengan janji Menkeu Sri Mulyani.
"Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sendiri bilang tidak akan menaikkan harga energi yang membuat market shock," tegas Mulyanto.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memberi sinyal kenaikan harga Pertalite hingga gas melon.
Luhut Binsar mengatakan pemerintah akan melakukan perhitungan dengan cermat dan melakukan sosialisasi terkait rencana kenaikan tersebut.
Meski demikian, dia tak menjelaskan lebih lanjut soal rencana tersebut.
"Over all akan terjadi (kenaikan) nanti Pertamax, Pertalite, kalau Premium belum. Juga gas yang 3 kg (akan naik). Jadi bertahap, 1 April, nanti Juli, September, itu nanti bertahap akan dilakukan oleh pemerintah," kata Luhut Binsar seusai meninjau Depo LRT Jabodebek di Jatimulya, Bekasi Timur, Jawa Barat, Jumat (1/4). (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Luhut di Acara APDESI yang Dukung Jokowi 3 Periode, Roy Suryo Kasih Senyum
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan