Berita Duka, Fenny Meninggal Dunia, Kepalanya Tertimpa Batu Besar

Senin, 02 Desember 2019 – 11:50 WIB
Korban Fenny Situmorang, 45, pemecah batu yang tewas tertimpa batu disemayamkan di rumah duka di Desa Rampah, Kecamatan Sitahuis. Tampak petugas dari Polsek Pandan saat melakukan pemeriksaan. Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, TAPTENG - Fenny Ria Situmorang, 45, warga Dusun I Desa Rampa Kecamatan Sitahuis, Kabupten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, meninggal dunia dengan mengenaskan di lokasi pengambilan batu yang ada di desa tersebut.

Korban tewas setelah tertimpa bongkahan batu besar yang jatuh dari atas tepat mengenai kepala korban.

BACA JUGA: Hakim PN Medan Jamaludin Dibunuh Terkait Kasus?

Kasubbag Humas Polres Tapteng, Iptu Rensa Sipahutar, Minggu (1/12) membenarkan kejadian tersebut.

Peristiwa nahas itu terjadi Sabtu (30/11) sore, saat korban bersama dengan tiga orang rekannya sesama pengambil batu sedang memecah batu dengan menggunakan martil dan linggis.

BACA JUGA: Mayat Perempuan yang Tewas Bersimbah Darah Adalah Siswi SMA, Hamil 5 Bulan

Tiba-tiba saja satu bongkahan batu besar jatuh dari atas dan mengenai kepala korban. Sedangkan rekannya berhasil menyelamatkan diri.

“Begitu mereka mengetahui ada batu besar jatuh dari atas, korban bersama dengan rekannya berlari untuk menyelamatkan diri. Namun, korban tidak bernasib nahas. Batu tersebut menimpa korban dan tidak bergerak lagi,” terang Rensa Sipahutar.

BACA JUGA: Kapolda Sumut Sebut Hakim PN Medan Dibunuh, Pelakunya Ternyata

Rensa menjelaskan baha batu yang jatuh itu diperkirakan dari ketinggian 20 meter dari perbukitan.

Mengetahui peristiwa itu, lanjut Rensa, Kapolsek Pandan Iptu Zulkarnain Pohan beserta anggotanya langsung turun ke TKP dan memeriksa sejumlah saksi-saksi.

Sebagaimana diketahui di kawasan Kecamatan Sitahuis banyak aktivitas warga merupakan pemecah batu.

BACA JUGA: Ada Apa dalam Cairan Lambung Hakim PN Medan Sampai Diuji di Laboratorium?

Camat Sitahuis bekerja sama dengan Satpol PP dan aparat keamanan sudah pernah melarang aktivitas itu karena membahayakan.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler