jpnn.com, PEKANBARU - Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Riau (Unri), Pekanbaru, langsung sepi pasca-penangkapan tiga orang terduga teroris, Sabtu (2/6) lalu.
Tak ada kegiatan mahasiswa di sana. Hanya seorang pengurus yang terlihat sedang melakukan pekerjaan di salah satu ruangan.
BACA JUGA: Bamsoet Kecam Rencana Pengeboman DPR
Seorang mahasiswa Sahadatu Chandra, 20, menjelaskan, peristiwa penangkapan itu masih terekam jelas di benaknya.
Pada saat itu, tim penggeledah pihak kepolisian datang sejak pukul 12.00 siang. Melihat hal itu sebagian mahasiswa di sana berlari karena kaget di saat petugas menenteng senjata lengkap.
BACA JUGA: Ini Kata Polri soal Kritik Fahri Gegara Densus Masuk Kampus
"Sempat kaget karena pada saat itu kami ramai di sini," kata Sahadatu Chandra.
Pengurus dinas pengabdian masyarakat yang menjabat di Sekretariat Fisipol itu mengatakan, sungguh tak menduga terhadap salah seorang terduga teroris berinisial K yang ditangkap Detasemen Khusus 88 itu.
BACA JUGA: Tangkap Teroris di UNRI, Polri: Mereka Bukan Pencuri Ayam
"Kami tak menduga kalau dia terlibat. Karena dia orangnya baik kepada mahasiswa," tuturnya.
Dikatakannya lagi, K merupakan alumni Unri yang kesehariannya menyambung hidup dengan berjualan telur gulung kepada mahasiswa di sana.
"Semua jurusan di sini pasti tahu dengan dia," kata Sahadatul Chandra.
Selama ramadan, baik saat berbuka dan sahur, dia selalu menjajakan dan menjual telur gulung kepada mahasiswa yang ada di Unri.
Dalam satu tusuk, telur gulung yang dijual K senilai Rp1.000. Bahkan saat mahsiswa ada kegiatan dan rapat bersama K selalu banjir pesanan.
"Dia membuatnya di gerai mahasiswa. Kadang dalam satu hari dia belanja satu papan telur hingga dua papan,"cerita Sahadatu Chandra.
Dia juga mengatakan, kepribadian K sangat baik. Jika mahasiswa tidak memiliki uang atau kiriman belanja belum datang dari orangtua K selalu memberikan. Namun, entah kenapa melihat K yang ditangkap Densus 88, dia tak menduga dan tak mengira sama sekali.
"Dia belum berumah tangga. Dia kadang tidur di gerai mahasiswa dan terkadang di home stay kawasan ini," ungkapnya.
Sebelum dilakukan penangkapan terhadap K, memang pada malam harinya dia melihat dua lelaki yang tidak dikenalnya masuk ke gedung lantai atas Fisipol.
"Saya melihat orangnya. Tapi saya tidak kenal, karena tempat ini selalu kosong," tuturnya lagi.
Sementara itu seorang petugas sekuriti kampus April Madi mengatakan, K dikenalnya seorang lelaki yang arogan.
"Ya, kadang kami saat menyapa tengah malam, jika lewat, selalu bilang dengan nada begitu tinggi," ujarnya.
Dengan kondisi adanya temuan bom rakitan dia juga sangat tak menduga.(man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1 Terduga Teroris di Kampus Unri Ternyata Anggota JAD
Redaktur & Reporter : Budi