JAKARTA - Tersangka kasus pemberian traveler cheque (TC) pada pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) BI tahun 2004, Miranda Gultom, tak lama lagi bakal menyandang status terdakwa. Seiring tuntasnya penyidikan atas Miranda, KPK telah melimpahkan berkasnya ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.
Juru Bicara KPK, Johan Budi, mengungkapkan bahwa jakwa penuntut KPK telah merampungkan surat dakwaan atas Miranda. "Kemarin (10/7) sudah pelimpahan tahap II," kata Johan saat dihubungi JPNN, Rabu (11/7) sore.
Hanya saja KPK belum mengetahui jadwal persidangan perdana atas guru besar ilmu ekonomi di Universitas Indonesia (UI) itu. "Kita masih menunggu pemberitahuannya dari Pengadilan. Kemungkinan pekan dpan sudah ada kejelasan," ucap Johan.
Seperti diketahui, KPK menjerat Miranda terkait kasus pemberian traveler cheque Bank International Indonesia (BII) ke Komisi Keuangan dan Perbankan DPR periode 1999-2004. Mantan DGS BI itu ditetapkan sebagai tersangka sejak 26 Januari silam dan menjadi ditahan KPK tepat di hari Jumat, 1 Juni 2012.
Miranda bersama Nunun Nurbaetie yang telah dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta, dituduh menyuap politisi DPR. Sosialita yang merayakan ulang tahunnya ke-63 di Rutan KPK itu dijerat dengan pasal yang sama dengan Nunun, yakni Pasal 5 ayat (1) huruf b atau pasal 13 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Sebelumnya Nunun telah dinyatakan terbukti memerintahkan pemberian 480 lembar TC BII dengan nilai total Rp 24 miliar ke politisi di Komisi IX DPR periode 1999-2004 demi memenangkan Miranda. Dalam kasus ini, puluhan politisi DPR periode 1999-2004 telah dijatuhi hukuman seperti Paskah Suzetta, Baharuddin Aritonang, Panda Nababan, Dudhie Makmun Murod serta Agus Tjondro yang juga dikenal sebagai whistle blower pemberian TC pemilihan DGS BI. (ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bawa Nama Tuhan, Hartati Bantah Terlibat Penyuapan
Redaktur : Tim Redaksi