jpnn.com, JAKARTA - Cerita kelompok tani Bendan Ngisor atau Poktan Bensor di Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang sungguh menginspirasi.
Berbagai kendala yang menjadi penghalang bisa teratasi bersama dengan dukungan BRI melalui Corporate Social Responsibility (CSR) atau BRI Peduli.
BRI Peduli melalui BRI Bertani di Kota (BRInita), masyarakat di daerah tersebut mampu menghasilkan sayur mayur di lahan yang sempit.
BACA JUGA: BRI Life Raih 2 Penghargaan di Ajang Top 20 Financial Award 2023
Keterbatasan lahan pun tak membuat mereka mampu menghasilkan produk unggulan teh herbal yang dimanfaatkan sebagai cuan tambahan.
Ketua Poktan Bensor Subroto mengatakan kegiatan bercocok tanam ini sudah dilakukan warga sejak 2018.
BACA JUGA: Saham BBRI Naik 61,5 Kali Lipat Sejak IPO, Erick Thohir Puji Ekosistem BRI
Mereka memanfaatkan taman warga untuk menanam sayur mayur untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, saat itu kegiatan bercocok tanam masih dilakukan secara konvensional.
Pada awal 2023, BRI Peduli menyalurkan program BRINita bagi Poktan Bensor.
BACA JUGA: Kupedes BRI Bikin Usaha Mikro Makin Berkembang
Dalam program ini, BRI melakukan edukasi tentang bertani di lahan sempit atau urban farming. Tidak hanya itu, BRI juga memberikan bantuan infrastruktur seperti green house serta sarana dan prasarana lainnya.
Metode penanaman yang dilakukan cukup variatif, yaitu dengan Hidroponik dan Aquaponik. Tanaman yang dihasilkan antara lain selada, bayam merah, kangkung, pakcoy, terong, bayam dan cabai serta tanaman empon empon yang merupakan tanaman sehat karena tidak mengandung pestisida.
Setiap kali masa panen tiba, para anggota Poktan Bensor selalu melakukan proses panen dengan penuh antusias dan semangat.
Hal ini karena sayur mayur yang menjadi hasil panen tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan anggota maupun masyarakat lainnya.
Jika produksinya berlebih juga bisa dipasarkan ke luar sehingga menjadi tambahan pendapatan masyarakat.
Teh Herbal, Produk Unggulan Yang Menghasilkan Cuan
Selain tanaman saturan, Urban Farming Poktan Bensor juga memiliki produk unggulan lainnya yang jadi sumber cuan.
Produk tersebut adalah tanaman bunga telang yang diproses dari penanaman hingga penjemuran sampai menjadi bunga kering. Selanjutnya, dari bunga telang kering inilah diolah sebagai teh telang dan dipasarkan sebagai teh herbal.
Subroto pun berharap agar program ini bisa terus berkelanjutan dan secara konsisten dapat dijaga oleh masyarakat sekitar.
“Program ini sangat bermanfaat tentunya. Kami Poktan Bensor ingin mengajak dan memperkenalkan urban farming untuk masyarakat luas,” jelasnya.
Kegiatan urban farming yang dilakukan Poktan Bensor juga mendapatkan pendampingan dari Dinas Pertanian Kota Semarang.
Sunarti, yang berperan sebagai penyuluh pertanian lapangan dari Dinas Pertanian Kota Semarang menganggap urban farming adalah solusi yang tepat untuk keterbatasan lahan yang ada.
“Saya sebagai penyuluh lapangan Dinas Pertanian Kota Semarang berharap mudah-mudahan program ini akan selalu berkelanjutan sampai berhasil,” ungkapnya.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan BRI terus mewujudkan komitmen tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui program-program yang secara nyata dapat mendorong perbaikan ekosistem lingkungan.
Program BRInita menjadi salah satu komitmen nyata BRI bagi pelestarian lingkungan di tengah kota yang memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.
“Program ini tidak hanya dilakukan di satu titik saja, tetapi tersebar di 21 titik di seluruh Indonesia. Dengan bantuan infrastruktur yang kami berikan, harapannya program ini secara kontinyu terus berjalan sehingga menjadi wadah positif bagi masyarakat. Kisah inspiratif yang ditunjukkan oleh Poktan Bensor diharapkan dapat ditiru oleh kelompok-kelompok lainnya”, tegas Hendy.(jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul