Berkat Mangrove, Muhammad Ali Bisa Bantu Orang

Rabu, 11 Desember 2019 – 22:54 WIB
Muhammad Ali, petani mangrove di Bontang. Foto: Dedi Sofian/JPNN.Com

jpnn.com, BONTANG - Berkat kegigihannya, Muhammad Ali, kini sukses menjadi petani mangrove. Ia berharap masyarakat  di Bontang, Kalimantan Timur, bisa ikut membudidayakan mangrove.

Dedi Sofian -Bontang

BACA JUGA: Lihat Nih, Menteri Siti Ajak 26 Dubes Bersihkan Sampah di TWA Mangrove Angke

Muhammad Ali mengaku tak ingin terus menerus menjadi karyawan. Dia memberanikan diri 'banting setir' menjadi petani mangrove. Berkat kegigihannya, Ali kini sukses melakukan budidaya dan pembibitan mangrove.

Ali memutuskan keluar dari perusahaan Batu Bara tempat bekerjanya lantaran melihat peluang yang potensial dari mangrove. Selain baik untuk lingkungan, mangrove juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar.

BACA JUGA: Bekasi Fajar Industrial Estate Tanam 12 Ribu Pohon Mangrove

“Gaji saya sebagai operator Rp 7 juta per bulan. Tetapi itu hanya bisa sekolahin dan makan anak saja, tidak bisa membantu masyarakat. Saya pengin membantu masyarakat, untuk itu saya fokus untuk mengembangkan mangrove. Jadi tak hanya saya saja yang merasakan tapi semua masyarakat di sini ikut merasakan," ujar Ali kepada JPNN saat bertandang ke pusat konservasi mangrove Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (11/12).

Pria kelahiran Santan itu kemudian menceritakan cara membudidayakan mangrove. Awalnya, Ali bersama sang istri melakukan pembibitan sebanyak 10 sampai 20 bibit dengan menggunakan lahan kosong di depan rumahnya.

BACA JUGA: Perempuan Tani HKTI DKI Jakarta Sumbang Bibit Mangrove di Belitung

Kemudian dari bibit-bibit yang sudah ada akhirnya ditanam di daerah-daerah pesisir tak jauh dari lokasi pembibitannya saat ini. "Kalau awalnya saya hanya membuat sebanyak 10 sampai 20 bibit saja," katanya.

Namun, cerita tersebut berubah ketika Ali ditawarkan membangun Kebun Bibit Rakyat (KBR) tahun 2011 oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Mahakam Berau. Itu merupakan program Ditjen PDASHL Kementerian LHK untuk melakukan pembibitan 50 ribu batang bibit dengan anggaran Rp 50 juta.

"Awal pertama membangun KBR dengan total anggota kelompok 50 orang. Karena sistem tersebut merupakan sistem belajar untuk mengetahui pembelajaran cara membuat bibit mangrove," ungkap Ali.

Dengan kerja keras, Ali pun berhasil membudidayakan mangrove dengan berbagai jenis. Selama menekuni pembibitan mangrove, Ali hanya mengetahui jenis mangrove bakau saja. Namun setelah sukses dalam program pertama, ia diberikan kesempatan untuk membudiyakan bibit mangrove dengan jenis Rhizophora mucronata. “Dari program KBR ini saya tanam dengan luas lima hektare,” imbuhnya.

Menurut Ali, budidaya mangrove memiliki banyak manfaat yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. "Buah mangrove ini bisa dijadikan makanan dan minuman seperti sirup, dodol dan juga stik mangrove. Jadi buah ini bisa diolah oleh kelompok tersendiri dan bisa dijual," ungkapnya.

Ali sendiri merasakan hasilnya. Produksi mangrove miliknya bisa menembus penjualan hingga keluar Bontang. Keuntungan yang didapat pun bisa menghidupi dirinya, dan para pekerja. selain itu, bisa membangun tempat budidaya dan pembibitan mangrove.

Ke Depan, dia berharap Pemerintah dapat terus men-support kegiatan pelestarian di Bontang dan masyarakat tidak merusak lingkungan. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler