Lewat kecintaannya terhadap bunga dan tanaman, Nyoman Hendrawan menjemput rezeki Rp 1 Miliar. Baru-baru ini ia memenangi kompetisi bunga internasional dan alih-alih menikmati hadiah 1 M itu, Nyoman justru membaginya dengan warga desa di Bali. Poin utama: Nyoman Hendrawan menggunakan tanaman lokal untuk menghias taman kemenangannya Durasi kompetisi yang mencapai satu tahun menjadi tantangan utama dalam merawat tanaman Hadiah Rp 1 Miliar yang ia peroleh, sebagian, didonasikan untuk finalis lain dan warga di desanya
BACA JUGA: Harry Aveling Profesor Penerjemah dari Australia Yang Cinta Sastra Indonesia
Berawal dari kesenangan untuk berkebun sejak masa sekolah menengah pertama, Nyoman Hendrawan mengembangkan hobi masa mudanya ke tingkat yang lebih serius.
Tahun lalu, ia memberanikan diri untuk mengikuti kompetisi bunga internasional yang diselenggarakan di Bali, yang informasinya ia ketahui dari spanduk di pinggir jalan.
BACA JUGA: Sampah Mikroplastik Pun Sudah Ditemukan di Kutub Utara
Nyoman merasa cukup memiliki pengalaman dan talenta dalam menata tanaman, mulai dari sayur, bunga, hingga pohon berbuah.
Dari remaja, ia sudah berkebun sayur di halaman rumah orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, ia mulai merawat tanaman yang lebih besar yakni pohon berbuah dengan berbagai jenis.
BACA JUGA: Warga Pulau Komodo Tolak Relokasi Dan Penutupan Taman Nasional
"Buah yang paling menarik (yang ditumbuhkan) adalah deretan pohon durian di belakang rumah. Semuanya jenis unggul dengan buah besar-besar, manis, dan berdaging tebal."
"Di halaman tengah (rumah), ada banyak palem merah, ada sekitar 22 rumpun sudah saya tanam sejak 1995. Sepanjang jalan raya (rumah) juga sudah saya tanam puluhan," tuturnya kepada wartawan ABC Indonesia Nurina Savitri. Photo: Taman di lingkungan rumah Nyoman yang berhasil memenangi kompetisi bunga internasional. (Supplied)
Dalam kompetisi bunga itu, Nyoman memadukan taman bunga beragam jenis beserta tanaman pendukungnya. Semuanya adalah spesies lokal. Photo: Berbagai jenis bunga yang digunakan Nyoman dalam taman kreasinya. (Supplied)
Semuanya pula ia kerjakan di lingkungan rumah pribadinya, di wilayah Desa Buahan, Gianyar, Bali.
Yang menarik, pria yang berprofesi sebagai agen koran di Denpasar ini juga menempatkan banyak sarang lebah madu di dalam taman.
"Ada sekitar 15 sarang, semuanya terisi koloni lebah madu. Jadi menampilkan satu harmoni yang sangat unik."
Tak hanya taman datar, Nyoman juga memadukan sistem vertikal dengan memenuhi tembok depan rumahnya dengan berbagai jenis tanaman.
"Pohon-pohon perindang juga saya tempel dengan berbagai jenis tanaman,seperti anggrek bulan, tanaman lipstik, kadaka, simbar menjangan, dan lain-lain," cerita Nyoman.
Meski rutin berkebun, Nyoman tetap saja menemui tantangan dalam merawat tamannya di kompetisi bunga ini. Durasi kompetisi yang memakan waktu hingga 12 bulan adalah tantangan utama.
Selain itu, masing-masing jenis bunga memiliki siklus hidup yang berbeda, artinya tanaman itu tak bisa berbunga selamanya.
"Saya perlu siasat khusus agar taman bunga ini tetap eksis, selalu ada bunga yang mekar dengan menanam berbagai jenis bunga."
"Makanya selalu ada yang mekar silih berganti, sehingga taman tetap indah dipandang."
Akhir Juni lalu, Nyoman menjemput buah besar dari hasil kerja kerasnya. Photo: Nyoman bersama warga di sekitar rumah di depan taman buatannya yang menggunakan tanaman lokal. (Supplied)
Setelah satu tahun masa kompetisi dan bersaing dengan 9 finalis lain, ia dinobatkan sebagai pemenang dan berhak membawa pulang hadiah uang tunai Rp 1 Miliar. Photo: Tanaman gantung juga dimanfaatkan Nyoman untuk mempercantik tamannya. (Supplied)
Proses penjurian terhadap taman karya Nyoman sendiri dilakukan berjenjang selama kurun waktu setahun itu.
"Ada dokumentasi dengan mengambil gambar langsung oleh panitia sebanyak dua kali dan satu kali kunjungan langsung oleh para dewan juri."
"Final penjurian tanggal 29 juni 2019," kenangnya.
Hadiah besar rupanya tak membuat Nyoman lupa diri. Alih-alih menikmatinya sendiri, ia justru mendonasikan sebagian hadiahnya untuk 9 finalis lain yang berkompetisi bersamanya.
Ia juga membagikan uang yang diterimanya itu dengan warga desa di lingkungan rumahnya.
"Saya donasikan untuk warga banjar. Setiap kepala keluarga dapat tanpa kecuali, walaupun jumlahnya tidak banyak,"
"Sebagian juga saya donasikan untuk pura yang ada di sekitar banjar atau desa.
"Ke depan, saya bersama seluruh warga akan menata sepanjang jalan lingkungan dengan taman di kiri kanan jalan."
Nyoman berprinsip, bisa menjadi sosok terbaik merupakan sebuah kebahagiaan, namun berbagi hasil terbaik dengan mereka yang mendukungnya selama ini lebih membahagiakan untuk dirinya
Simak informasi studi, bekerja, dan tinggal di Australia hanya di ABC Indonesia dan bergabunglah dengan komunitas kami di Facebook..
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencari Kerja Tak Tertarik Pergi ke Pedalaman Australia, Apa Alasannya?