jpnn.com - Arab Saudi berusaha berkelit soal surat dukungan terhadap program deradikalisasi yang menyasar muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, Tiongkok. Pemerintah Negeri Petrodolar mengklaim bahwa surat yang ditandatangani sekitar 30-an negara lainnya itu hanya terkait pembangunan ekonomi Tiongkok.
"Apa yang kami katakan dalam surat itu adalah bahwa kami mendukung kebijakan pembangunan Tiongkok yang telah mengangkat orang keluar dari kemiskinan," ujar Dutabesar Arab Saudi untuk PBB, Abdallah Al-Mouallimi.
BACA JUGA: Besok, Jemaah Calhaj Indonesia Gelombang II Masuk Arab Saudi
Pernyataan anak buah Raja Salman bin Abdulaziz itu jelas berbeda dengan isi surat yang dimuat berbagai media internasional. Surat tersebut secara spesifik memuji Tiongkok karena berhasil mengatasi terorisme dan ekstremisme di Xinjiang dengan mendirikan pusat pelatihan kejuruan.
Selama ini pemerintah Tiongkok mengklaim bahwa kamp penahanan warga Uighur di Xinjiang adalah sekolah vokasi dan pusat asimilasi budaya. Namun, negara-negara Barat menuding Tiongkok memperlakukan para penghuni kamp dengan tidak manusiawi.
BACA JUGA: Ofo Bekas
BACA JUGA: Arab Saudi, UEA dan Pakistan Bela Tiongkok soal Muslim Uighur Xinjiang
Dalam klarifikasinya, Abdullah tidak menyinggung soal dugaan pelanggaran HAM tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa Arab Saudi merupakan negara yang sangat peduli akan nasib muslim di dunia.
BACA JUGA: Koko Donald
"Tidak ada yang bisa lebih peduli tentang status muslim di manapun di dunia selain Arab Saudi," katanya. (rmol/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Produk Tiongkok dan Vietnam Bikin Industri Baja Domestik Terjepit
Redaktur & Reporter : Adil