Berkilah tak Ada Celah

Sabtu, 16 Maret 2013 – 11:30 WIB
JAKARTA - Kecurigaan Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, bahwa Menteri Pertanian (Mentan) Suswono ikut bermain dalam uruan impor bawang, dibantah pihak kementan.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementan, Yasin Taufik, menyebut, pihak kementan menerima list nama-nama perusahaan importir dari kementerian perdagangan.

Nah, mengenai berapa kuota impor dan kepada perusahaan mana yang akan diberi kewenangan mengimpor, kata Yasin, ditentukan oleh tim terpadu. Tim ini melibatkan antara lain kementan, kemendag, kementerian perindustrian, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Bappenas.

"Tidak ada sejengkal pun kita bisa bermain," ujar Yasin Taufik dalam dialog bertema 'Bawang, Antara Cerita dan Derita', di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3).

Namun, saat ditanya siapa yang menunjuk perusahaan pengimpor, Yasin mengakui yang menunjuk mentan. "Tapi berdasarkan list dari mendag," imbuhnya.

Dijelaskan, memang area lahan untuk penanaman bawang putih menyusut dratis sejak era reformasi. Pada kurun 1996-1998, luas area penanaman bawang putih seluas 25 ribu hektar, dengan hasil produksi rata-rata 7 ton/hektar.

Tapi sekarang, luas area penanaman bwang putih di dalam negeri tinggal tersisa 2 ribu hektar. "Jadi, 95 persen (bawang putih, red) impor," tambahnya. Kebutuhan dalam negeri bawang putih sekitar 330 ribu ton/tahun.

Ini berbeda dengan bawang merah, yang 90 persen kebutuhan dalam negeri dipasok dari sentra-sentra produsen bawang merah di tanah air.

Bahkan, produksi dalam negeri untuk bawang merah, di atas kertas, mengalami surplus. Kebutuhan per tahun sekitar 660 ribu ton, sedang produksi mencapai kisaran 900 ribu ton/tahun. (sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inalum Jadi BUMN

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler