Berkunjung ke Bontang, Stafsus Presiden: Ini yang Luar Biasa Dari PKT, Langka

Rabu, 29 Juni 2022 – 03:26 WIB
Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit mengapresiasi kinerja PKT yang terus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman krisis pangan dunia. Foto dok PKT

jpnn.com, BONTANG - Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit bersama Rombongan Tim Komunikasi Presiden menyempatkan diri untuk berkunjung ke PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), guna meninjau kesiapan pembangunan IKN pada Selasa, (28/6).

Sukardi mengapresiasi kinerja PKT yang terus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah ancaman krisis pangan dunia.

BACA JUGA: Dewi Perssik: Cerai, ya Hayo

“Presiden Jokowi pernah mengatakan kepada saya, negara kita akan tertinggal oleh negara-negara lain dan tidak bisa bersaing kalau ketahanan pangannya tidak kuat. Ketahanan pangan akan kuat, salah satunya kalau produksi pupuknya juga bagus. Karena itu Presiden Jokowi sangat menaruh perhatian terhadap produksi dan distribusi pupuk,” ujar Sukardi.

Sukardi juga menyampaikan apresiasi terhadap PKT yang telah ikut berkontribusi terhadap kelestarian budaya di Indonesia.

BACA JUGA: Tim Inovasi Pupuk Kaltim Dapat Penghargaan ICC-OSH 2022

PKT dinilai telah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para seniman di Indonesia dengan berbagai aktivitas yang melibatkan para pegiat seni dan budaya di Indonesia.

Mulai dari menyelenggarakan kegiatan seni bersama hingga didirikannya Galeri Seni PKT sebagai wadah apresiasi atas karya seni dari pelukis ternama.

BACA JUGA: Bolehkah Mencicil Mandi Besar Saat Cuaca Dingin?

“Ini yang luar biasa dari PKT, ikut menjaga seni budaya, ini langka dimiliki oleh yang lain, harus dipertahankan,” tutur Sukardi.

Didampingi Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi, Sukardi beserta rombongan juga menyempatkan untuk berkunjueng ke Mitra Binaan TJSL PKT di Loktuan, yakni kelompok Tani Teluk Bangko dan Kelompok Makrifah Herbal.

Rahmad menyampaikan, PKT berkomitmen mendukung cita-cita Presiden Jokowi yang menginginkan Indonesia melakukan hilirisasi produk, sehingga ke depan Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah.

Indonesia diharapkan tidak menjadi negara yang terjebak middle income trap karena fokus ekspor bahan mentah.

“Memang membutuhkan proses dan investasi yang besar, namun hilirisasi itu bisa menjadi nilai tambah hingga 30 kali lipat,” seru Rahmad.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler