Tiga aspek kehidupan berkelanjutan - masyarakat, lingkungan dan ekonomi - kesemuanya diterapkan melalui karya seni di sebuah toko bernama Recovery Shop di Hobart, Australia.
Toko yang oleh warga setempat dikenal sebagai Glenorchy Tip Shop, disebut-sebut sebagai toko barang bekas paling tua di Australia. Lokasinya tidak jauh dari tempat pembuangan barang bekas di Hobart.
BACA JUGA: Data Panama Papers Sekarang Tersedia Untuk Umum
Karya seni daur ulang di toko ini tadinya muncul secara kebetulan. Saat itu ada orang yang mendonasikan karya patung yang terbuat dari barang kebas yang dibuang orang di tempat pembuangan.
Salah satu karya seni patung dari barang bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
BACA JUGA: Pelancong di Kota Ini Dapat Souvenir Tisu Toilet Gratis
Kini patung-patung dari barang bekas bersebaran di halaman toko, sejak dari pintu masuk.
"Tujuannya untuk menyambut orang yang datang ke sini," ujar Rena Dare, pendiri dan direktur Recovery Shop.
BACA JUGA: Akibat Penghindaran Pajak, Triliunan Dolar Berpindah dari Negara Ekonomi Berkembang
"Sebab mereka telah membantu dengan cara mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang," katanya.
Karya seni dari barang bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
Menurut Rena Dare, para pengunjung bisa menjelajahi pekarangan yang dipenuhi patung-patung seni tersebut sebelum akhirnya masuk ke dalam toko.
Toko ini kadang juga menerima kunjungan murid sekolah yang ingin melihat bagaimana menerapkan konsep kehidupan berkelanjutan.
"Ini isu penting abad ke-21 yang harus kita tangani," ujarnya.
Patung yang berbuat dari besi bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
"Australia termasuk salah satu negara terkaya dan ini bisa terlihat dari barang-barang yang dibuang," tambahnya.
"Sampah atau barang yang dibuang itu lebih menyangkut manusia, karena bagi alam sebenarnya tidak ada sampah," jelasnya Rena.
"Kalau anda sudah tidak menghendaki lagi suatu barang, bawalah ke tempat pembuangan atau tempat daur ulang sebab seseorang akan menggunakannya," katanya.
Karya seni ini disebut Serendipity Complex. (Foto: ABC/Carol Raabus)
Toko Recovery Shop meminta pembuatan patung baru tahun ini, untuk ditambahkan ke koleksi mereka.
"Idenya tahun ini bersumber dari diskusi di Paris mengenai perubahan iklim," kata Rane Dare.
Karya seni dari mainan bekas. (Foto: ABC/Carol Raabus)
"Tempat pembuangan barang bekas ini bukan sekadar masalah lingkungan, atau ekonomi tapi sekaligus masalah sosial," katanya.
"Orang hanya berpikir bahwa hanya negara kepulauan di Pasifik yang akan terdampak perubahan iklim. Tapi jangan lupa Manhattan, atau Venice, serta kota pelabuhan lainnya," tambah Rane.
"Ini masalah negara-negara dunia pertama," katanya.
Toko Recovery Shop di Hobart.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Terbitkan Pedoman Baru Bagi Industri Bedah Kosmetik