Bersama Arief Yahya di Mal Kota Kasablanka

Sabtu, 09 November 2019 – 19:19 WIB
Arief Yahya. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata RI 2014-2019 Arief Yahya turun dari sebuah mobil hitam di lobi Mal Kota Kasablanka di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (7/11) lalu.

Dengan setelan celana jin, kaus gelap dengan rompi biru tua bertulis Co Branding Wonderful Indonesia, dia berjalan santai, menuju kafe Kitchenette.

BACA JUGA: Cerita Arief Yahya soal Aktivitasnya Menikmati Purnatugas

Arief Yahya menjatuhkan pilihan, duduk bersantai di kursi yang agak menjorok ke dalam, tetapi masih bisa melihat lalu lalang orang dan suasana mal. Pusat perbelanjaan yang makin top di ibu kota ini dioperasikan oleh PT Pakuwon Jati.

Arief terlihat lebih segar, sehat, tidak sibuk memelotori handphone dan mengetik pesan di WhatsApp lagi. Candaannya masih sama, hangat dan penuh persahabatan.
Makna sahabat atau teman sejati, menurut Arief Yahya adalah teman dalam suka dan duka.

BACA JUGA: Optimisme Arief Yahya pada Mas Tama dan Wonderful Indonesia

Bahkan dia pernah mengirimkan message dengan mengutip kata-kata sahabat Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib. “Seorang teman tidak bisa dianggap teman, sampai ia diuji dalam tiga kesempatan, saat dibutuhkan, saat di belakangmu, dan setelah kematianmu! –Ali bin Abi Thalib.”

Karena itu, Arief Yahya pun tidak lantas memutuskan tali silaturahmi dengan kolega-koleganya, di industri yang bergerak di sektor atraksi, akses, amenitas (3A) yang selalu masuk dalam framework berpikirnya untuk membangun destinasi.

BACA JUGA: Arief Yahya Pamitan di Gedung Sapta Pesona, Air Mata pun Meleleh

Dia tidak jaim, alias jaga image. Dia layani para sahabat yang ingin berkonsultasi, berdiskusi, baik soal manajemen, marketing, dan inovasi bisnisnya ke depan. “Dan, semua saya lakukan dengan spirit persahabatan, pertemanan,” ungkap Arief.

Dia betul-betul memposisikan diri sebagai teman, meskipun pernah menjadi Dirut PT Telkom dan Menteri Pariwisata RI 2014-2019. Di mal yang resmi beroperasi 31 Agustus 2012 itu, Arief ngobrol santai dengan para marketers. Mendiskusikan banyak inovasi dalam marketing, manajemen, dan digital, tiga keahlian khususnya, yang sukses menyulap brand pariwisata Indonesia kian moncer di mata dunia.

Memang sekarang aktif di mana Pak AY (sapaan Arief Yahya pascamenjabat Menpar)? “Saya belum ke mana-mana, maka saya asyik ke mana-mana. Saya masih menikmati masa purnatugas. Sambil terus melayani teman-teman industri yang ingin bertemu, mengajak sharing, diskusi, konsultasi, dan minta support ide-ide saya,” tutur Arief.

Apakah menjadi konsultan bisnis atau marketing? “Belum juga. Ini masih melayani teman-teman, sebagai komitmen saya, untuk terus membantu dan membuat mereka terus bersemangat. Dan itu bagian dari post service saya sebagai mantan menteri, untuk terus melayani para industri agar tetap menjaga optimisme, menjadikan sektor prioritas, penghasil devisa terbesar Indonesia, menjadi core economy negara dan ,” kata Arief.

Menurut dia, cita-cita besar Presiden Jokowi untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi ke depan, harus didukung dan diwujudkan. Apalagi selama lima tahun berturut-turut presiden sudah menetapkan pariwisata sebagai leading sector. Dan selama lima tahun, 2014-2019, strategi yang dijalankan sangat efektif menuju target devisa USD 20M di akhir 2019. Angka itu akan dilaporkan pada 2020 nanti.

Arief Yahya sangat yakin duet Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela bakal mencapai proyeksi itu. Dia sudah melihat kolaborasi yang makin apik, juga semangat Presiden Jokowi dan para menteri Kabinet Indonesia Maju untuk membuat lompatan besar.

Dia menceritakan, sehari sebelumnya Rabu, 6 November 2019, Arief Yahya juga melayani anak-anak muda yang berbisnis amenitas, dengan menggunakan digital platform. Ada sebuah regulasi yang berpotensi “membonsai” start up company yang sedang mereka kembangkan saat ini, dan sedang disambut positif oleh market. “Tentu, saya harus fasilitasi, saya bantu komunikasikan, agar ketemu win win solution,” ungkapnya.

Arief juga melayani teman-teman lamanya, anak-anak muda yang berbisnis di atraksi. Bagaimana mendesain perusahaannya? Mau membesarkan non-operational return (value) atau operational return? Manajemen dan sekaligus marketingnya? Menaikkan revenue? “Karena itu dunia saya sejak dulu, dan saya juga bantu,” kata pria asli Banyuwangi ini.

Sampai-sampai, saat di Kitchenette Kokas, ada seorang ibu berkerudung putih tiba-tiba menyapa. “Apa kabar Pak Menteri? Saya ITB-81, Rani Razak, yang membantu mengurus percepatan Geopark Ijen Banyuwangi. Nah, harus ada unit usaha atau bisnis yang bisa menghidupi Geopark sebagai destinasi wisata berbasis taman bumi,” kata Rani.

Apa jawab Arief Yahya? “Iya, saya pasti akan bantu carikan solusi terbaik, dan saya yakin pasti ketemu,” jawab Pak AY.

Sebenarnya, hari itu, Kamis 7 November 2019, Arief Yahya diundang Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus Inc untuk pemilihan Marketeer of The Year 2019 di Mal Kokas. Ada 20 Industry Champion, satu Special Mention, biasanya diberikan kepada start up dengan prospek yang bagus, dan satu Marketeer of The Year 2019, yang bakal diumumkan akhir tahun ini.

“Rencananya, tanggal 4 Desember 2019 nanti, akan diumumkan dalam puncak acara konferensi di Pacific Place dalam MarkPlus Conference 2019. Acara tahunan yang cukup bergengsi buat para insan marketing di tanah air,” kata Arief Yahya, yang didampingi Jacky Mussri, Deputy Chairman Markplus, Inc.

Namun, dua jam sebelum acara sudah datang lebih dulu di Mal Kokas. Sambil piknik menikmati suasana mal, destinasi belanja dan kuliner, yang selama menjabat menjadi menteri tidak mudah dia dilakukan. Dia pun memilih Kitchenette, karena berada di bawah manajemen Ismaya Group, perusahaan anak-anak muda yang bergerak di lifestyle, dari showbiz, culinary, sampai ke festival.

Dua produk Ismaya Group, yakni Djakarta Werehouse Project (DWP) dan We The Fest masuk dalam pilihan 10 top event millennials pariwisata. Mereka juga punya Jakarta Culinary Festival, yang cukup dikenal. Banyak yang belum ngeh, kalau Ismaya Group itu sukses mengelola banyak café and resto, seperti Blackbyrd, Blowfish, Djournal Coffee, Djournal House, Dragonfly, Gia, GunPowder, Kitchenette, Manarai, Mr Fox Osteria Gia, Pizza e Birra, Publik Markette, Sejuice Me, Skye, Social Garden, Sushigroove, The People’s Café, dan Tokyo Belly.

Oh, jadi ini kesibukan terbaru Arief Yahya? “Saya punya kartu nama terbaru, nih!” katanya sambil tersenyum.

Dia menunjukkan kartu nama berlogo 'M' MarkPlus.Inc, dengan tulisan biru tua dan latar belakang putih. Posisinya sebagai Senior Advisor. Orang yang satu ini konsisten dengan dunianya, yakni di korporasi, marketing, management, dan dunia digital.

“Ya, untuk mewujudkan visi Indonesia Hebat Presiden Jokowi itu, harus kompak bersama-sama, dari segala penjuru, dari semua lini, dari segenap pentahelix, ABCGM –academician, business, community, government, media, baik dari dalam pemerintahan maupun dari luar pemerintahan, sesuai keahlian, peran dan kompetensinya. Harus selalu optimistis!” pungkasnya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler