jpnn.com, SURABAYA - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menggandeng ESQ untuk mengatasi isu kesehatan mental dan perundungan (bullying) di dunia pendidikan kedokteran.
Kerja sama ini dalam upaya menciptakan dokter yang tidak hanya profesional, tetapi juga adaptif, berintegritas, dan berakhlak mulia, serta mampu menjadi pemimpin perubahan.
BACA JUGA: Lintasarta Gandeng ESQ Kembangkan Layanan TalentDNA AI
Dekan FK Unair Budi Santoso mengatakan, pihak kampus berkomitmen mencapai zero kasus bullying dan depresi di kalangan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Dia mengungkapkan bahwa bullying telah terjadi di semua jenjang pendidikan dan berfokus pada pencegahan melalui pendekatan preventif.
BACA JUGA: Pembicara Kunci di Seminar Internasional Unair, Menteri AHY Bicara Reforma Agraria
"Kami membentuk alur penanganan bullying dan konsultasi untuk tanda-tanda awal depresi,” ujar Budi Santoso, dalam keterangannya, Minggu (6/10).
Sebagai bagian dari inisiatif ini, FK Unair juga menjalin kerja sama dengan RSUD Dr. Soetomo untuk menyediakan unit konsultasi bagi mahasiswa yang mengalami stres dan depresi.
BACA JUGA: Rektor Unair Membatalkan Pemberhentian Prof Bus dari Jabatan Dekan FK
Budi menyatakan bahwa jika seorang mahasiswa merasa tidak cocok dengan jurusannya, fakultas akan memfasilitasi mereka untuk pindah jurusan.
Founder ESQ Group, Ary Ginanjar Agustianmenambahkan bahwa kecerdasan emosional dan spiritual sangat penting dalam pendidikan kedokteran.
Dia mengusulkan lima langkah untuk mencegah masalah kesehatan mental, termasuk memberikan bekal kecerdasan spiritual, melakukan penyaringan calon mahasiswa, dan membekali dosen dengan ilmu untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
“Semoga dengan Strategi Holistik ESQ, para dokter dan calon dokter spesialis dapat menjadi pribadi yang bermental tangguh dan memutus mata rantai bullying yang sering terjadi,” pungkas Ary. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh