Bersihkan Debu di Kaca Depan, Brakk, Pasutri Tewas

Sabtu, 24 Juni 2017 – 17:30 WIB
Kondisi mobil KT 1454 BA yang menghantam pembatas jalan di Gunung menangis, jalan poros Bontang-Samarinda. Mobil oleng akibat sopir ingin membersihkan debu di kaca depan. Foto: SATLANTAS POLRES BONTANG UNTUK KALTIM POST/jpg

jpnn.com, BONTANG - Sebuah kecelakaan tunggal kebali terjadi di Bukit Tersenyum (dulu Gunung Menangis), jalan poros Bontang-Samarinda, Kaltim, kemarin (23/6) siang.

Berawal dari sopir mobil membersihkan debu yang menempel di kaca depan, mobil Toyota yang dikendarai oleng dan membuat sepasang suami-istri tewas.

BACA JUGA: Diduga kelelahan Pemudik Meninggal di Atas Kapal

Peristiwa itu menyebabkan tiga orang lainnya mengalami luka-luka.

Berdasar data Polda Kaltim, dari peristiwa yang terjadi sejak 16 Juni hingga kemarin, sudah ada 10 kali kecelakaan lalu lintas di jalur mudik di Kaltim dan Kaltara.

BACA JUGA: Bocah Tergantung saat Main Ayunan, Innalillahi

Dari kecelakaan itu terdapat korban meninggal dunia sebanyak enam orang, luka berat lima orang, dan luka ringan 10 orang.

Kasat Lantas Polres Bontang AKP Irawan Setyono menerangkan, adapun kecelakaan lalu lintas di Bukit Tersenyum itu, bermula mobil KT 1454 BA yang dikemudikan AA melaju dari Bengalon, Kutim, menuju Samarinda.

BACA JUGA: Bocah Ditabrak Sampai Luka Parah, Sopir Minibus Kabur

Saat melintas di lokasi kejadian, AA bermaksud membersihkan debu di kaca depan. Namun, air wiper tidak berfungsi.

“Jadi dia ingin bersihkan secara manual dengan menyiram air mineral,” katanya seperti dilansir Kaltim Post (Jawa Pos group) hari ini.

Nahas, ketika tangan kanan AA menyiram kaca, tangan kirinya diduga refleks membanting stir ke pinggir jalan. Sopir tidak sempat mengendalikan laju kendaraan, sehingga menghantam besi pembatas jalan.

Kerasnya benturan membuat besi menembus hingga dua meter ke kabin mobil. Irmansyah (45) yang duduk di sebelah sopir meninggal di lokasi kejadian. Pahanya patah dan mengalami pendarahan akibat terkena besi.

Kartini (36), sang istri, yang duduk di belakangnya juga meninggal dalam perjalanan menuju Puskesmas Marangkayu. Warga Spaso Selatan, Kutim itu terjepit akibat kursi depan terlempar. Dari hasil pemeriksaan, kaki kanannya patah. “Kursi depan terlepas dan terangkat,” tutur Irawan.

Sementara Maskinayah (40) yang berada di baris ketiga mengalami patah kaki kanan karena terhempas ke depan. Dia dibawa ke RS AW Sjahranie untuk mendapatkan perawatan intensif.

Nasib lebih beruntung dialami Mila (27) yang duduk di samping Kartini. Dia mengalami luka di bagian kaki. Pun dengan Revan Ricky Ardi (5) yang dipangku Irmansyah. Nyawanya selamat dan hanya mengalami luka memar di pipi kanan. Keduanya dirawat di RSUD Taman Husada, Bontang.

“Seluruh penumpang masih berkeluarga. Jadi bukan taksi gelap (angkutan tanpa izin trayek),” ungkapnya.

Dari hasil olah TKP, Irawan mengungkapkan kecepatan mobil sekira 70 sampai 80 kilometer per jam. Speedometer sendiri berada di angka 60 kilometer per jam. “Itu saat benturan, sebelum menabrak di atas itu. Apalagi jalan menurun,” ujarnya.

AA sendiri kini menjalani pemeriksaan di Mapolres Bontang. “Kami masih penyelidikan. Statusnya masih saksi,” terangnya. Untuk meminimalisasi kecelakaan, Irawan mengaku akan memperbanyak rambu peringatan. Menurutnya, Gunung Menangis merupakan salah satu titik jenuh pengendara. Terutama dari arah Sangatta.

Pengendara juga diminta melakukan 3C sebelum berkendara. Yakni cek kendaraan, cek kesehatan, dan cek jalur. “Jalan poros ini cukup berbahaya. Harus waspada,” imbaunya. Sebelum kecelakaan tersebut, katanya, truk yang mengangkut pasir tak kuat menanjak dan terguling di Km 25. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Poros Balikpapan-Samarinda-Bontang masih menyandang label jalur tengkorak di Kaltim. Walaupun “kengeriannya” mulai berkurang, di jalan negara ini, khususnya di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura), Kutai Kartanegara (Kukar), menjadi salah satu titik rawan kecelakaan dan kemacetan.

Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Ade Yaya Suryana mengatakan, khusus di Jalan Soekarno-Hatta, poros Balikpapan-Bontang, kala mudik tiap tahunnya, tren pengguna kendaraan terus meningkat. Kepadatan di jalur ini tak bisa dihindari. Kondisi inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadi insiden.

Sementara, di Paser, jalan relatif lebar, namun volume kendaraan tak terlalu ramai. Lokasi ini sama dengan poros Samarinda-Bontang-Sangatta. Walau begitu, akses di Paser itu merupakan salah satu yang rawan kecelakaan karena merupakan akses antarprovinsi, Kaltim-Kalsel. Pihaknya pun, kata dia, sudah diterjunkan di titik-titik rawan sepanjang jalur mudik.

Kepala Biro Operasi, Polda Kaltim, Kombes Eko Iswantono, menguraikan, selama arus mudik dan balik tahun ini, 4 ribuan personel gabungan disiagakan. Termasuk menyiapkan pos pengamanan dan pelayanan kepada masyarakat.

“Sudah efektif sejak dua hari lalu (Senin, 19/6),” kata Eko. Selain anggotanya bertugas di sejumlah pos pengamanan, ada pula yang patroli di lingkungan dan perkotaan, khususnya di kompleks perumahan.

Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin menambahkan, selain Polri, personel pengamanan gabungan dari TNI, Satpol PP, Basarnas, Jasa Raharja, Dinas Kesehatan, Orari, Pramuka, dan lainnya terlibat dalam pengamanan dan pelayanan selama mudik Lebaran. “Khusus Polri, semua satuan terlibat, termasuk Reserse,” ungkap Safaruddin.

Dia membeber, untuk pengamanan ada 51 pos disiagakan, serta 37 pos pelayanan. Pos pengamanan sudah beroperasi sejak H-7 sampai H+7 Idulfitri. Diharapkan, masyarakat dapat terlayani dengan baik menghadapi arus mudik dan arus balik di jalan raya, khususnya yang melewati jalan poros Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangatta.

Kepala Bidang Perhubungan Darat, Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, Mahmud Samsul Hadi, menuturkan, salah satu faktor utama kecelakaan datang dari pengguna jalan. Meski ada faktor lain, seperti kendaraan, kondisi jalan, sampai kehendak alam. Pemegang otoritas sangat mewanti-wanti pengendara untuk selalu berhati-hati.

Pengguna jalan diimbau meningkatkan kewaspadaan dan tetap berkonsentrasi saat berkendara. “Sebelum berangkat berdoa. Pastikan fisik dan psikis pengendara fit. Jangan sampai fisik fit, tapi pikiran ke mana-mana. Itu malah bahaya,” kata dia. “Kendaraan juga harus laik. Rem pastikan tidak blong dan ban tak gundul,” lanjutnya.

Tak kalah penting, masyarakat yang hendak menempuh jalur darat diimbau untuk merencanakan waktu perjalanan. Semisal, jangan berangkat dari rumah menuju bandara dengan waktu mepet. Justru, itu membuat pengendara memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Disebutnya, itu menjadi faktor pemicu terjadinya kecelakaan. (edw/rom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Akui Lihat Ibunya Ikatkan Kain ke Leher, tak Lama Ditemukan Tergantung


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler