jpnn.com, JAKARTA - Momen pandemi Covid-19 mendorong PT Astra Land Indonesia (Astra Property) memaksimalkan teknologi digital guna mempertahankan stabilitas roda bisnisnya.
Sebagai pengembang properti, Astra Land Indonesia pun turut mengeksplorasi kreativitas dalam memasarkan produknya dengan memanfaatkan teknologi daring.
BACA JUGA: Stimulus Sektor Properti Meningkatkan PDB Indonesia
"Dengan adanya pandemi COVID-19, kami melakukan sejumlah strategi dalam medan perang jualan dengan berbagai cara digitalisasi," ujar Presiden Direktur Astra Land Indonesia Wibowo dalam jumpa pers virtual Living First 2020, Selasa.
Tidak hanya agresif dalam hal pemasaran digital, mereka juga mulai melakukan kampanye intensif dengan berbagai inovasi di antaranya Virtual from home hingga virtual booking, di mana konsumen nantinya cukup bertransaksi dari rumah.
BACA JUGA: Innalillahi, Fahrurrozi Gubernur Tandingan Ahok Meninggal Dunia Karena Covid-19
Pemasaran digital itu memiliki peranan penting sebagai media komunikasi dalam industri properti.
Laman internet berperan aktif untuk membangun merek dan media penjualan.
BACA JUGA: Bisnis Otomotif Lesu, Laba Bersih Grup Astra Anjlok
Kunci dari pengembangan laman untuk pemasaran properti secara digital adalah konten yang menarik untuk menghasilkan trafik pengunjung yang tinggi.
Selain itu, media sosial dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi, meningkatkan popularitas, dan meningkatkan trafik website.
Untuk mempermudah calon pembeli, aplikasi ponsel marketplace properti dirancang untuk mempertemukan pelaku usaha dengan calon pembeli.
Sama dengan cara kerja laman properti, calon pembeli dapat melihat dengan rinci spesifikasi properti yang hendak dibeli.
Wibowo juga memaparkan, pihaknya menggunakan semua platform digital yang potensial, termasuk website, media sosial, dan aplikasi smartphone dengan tujuan menghadirkan tur atau viewing perumahan tanpa harus keluar rumah.
Namun, menurut dia, kegiatan penjualan dalam dunia maya tetap optimal jika dijalankan bersamaan dengan secara tradisional.
"Lebih ideal jika pemasaran online dan offline berjalan berdampingan," lanjut dia.
Akses informasi properti di Indonesia memang belum sepenuhnya mengandalkan teknologi digital.
Namun, melihat pengguna internet di Indonesia yang cenderung meningkat, tidak menutup kemungkinan pemasaran dan transaksi properti secara digital akan menjadi sarana utama di kemudian hari. (rdo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha