jpnn.com, JAKARTA - Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI), Heti Kustrianingsih menyampaikan kabar tak sedap.
Ini setelah mereka diterima Pelaksana tugas (Plt) Asdep Perencanaan dan Pengadaan SDM Aparatur KemenPAN-RB Katmoko Ari Sambodo usai aksi unjuk rasa, Kamis (6/1).
BACA JUGA: Pejabat KemenPAN-RB Sampaikan Kabar Penting soal PPPK Guru Tahap 3, Siap-siap
Heti mengungkapkan kekecewaannya atas hasil audiensi dengan KemenPAN-RB. Dalam pertemuan itu tidak ada solusi nyata bagi guru honorer negeri yang lulus passing grade.
"Kami tetap disuruh ikut seleksi PPPK guru tahap 3. Aduh kami sudah capek ikut tes melulu," ujar Heti.
BACA JUGA: Passing Grade PPPK Guru Tahap 2, Ini Penjelasan KemenPAN-RB, Penting!
Dia mengungkapkan seluruh pengurus FGHNLPSI sudah berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan regulasi. Sayangnya KemenPAN-RB belum bisa memberikan jawaban menggembirakan.
Begitu juga permintaan agar ada jaminan bagi guru honorer negeri yang bakal tersingkir akibat masuknya PPPK guru, belum diberikan solusinya.
BACA JUGA: Gelar Demo, Guru Honorer Lulus Passing Grade PPPK Minta Keppres, Prioritaskan Sekolah Negeri
"KemenPAN-RB hanya memberikan jawaban normatif," keluhnya.
Dari hasil pertemuan itu, Heti mengungkapkan nasib guru honorer negeri yang lulus passing grade menggantung. Yang sudah jelas hanya harus ikut tes PPPK guru tahap 3 lagi.
Jujur saja kata Heti, banyak guru honorer yang sudah jenuh. Kalau memilih daerah lain, berarti harus pindah ke daerah lain sementara banyak guru honorer yang usianya tidak muda lagi. Bahkan, ada yang hanya beberapa tahun lagi pensiun.
"Kok tidak manusiawi ya, kalau mereka nanti ke daerah lain, sedangkan masa kerjanya hanya sebentar," cetusnya.
Dia menambahkan, seharusnya ini dipikirkan pemeriintah, kecuali untuk guru baru tidak masalah.
Dia curiga jangan-jangan ini trik pemerintah agar guru honorer yang usianya tidak muda lagi otomatis mundur teratur karena untuk pindah ke daerah lain biayanya jauh lebih besar. (esy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad