Bertemu Tokoh Agama di Ende, Ganjar Bahas Persoalan Pendidikan dan TPPO

Sabtu, 02 Desember 2023 – 23:20 WIB
Capres Ganjar Pranowo (tengah) saat bersilaturahmi dengan tokoh agama Katolik di Ende, yaitu Administrator Keuskupan Agung Ende Romo Yosef Daslan Moangkabu, Pr, Sekjen Keuskupan Agung Ende Romo Evan Lando, Pr dan Anggota Badan Pengurus Divisi Migran dan Perantau KWI sekaligus Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau Keuskupan Agung Ende Romo Reginaldus Piperno, Pr di Istana Keuskupan Agung Ende, Ndona, Kabupaten Ende, Provinsi NTT, Sabtu (2/12/2023). Foto: Komsos KAE

jpnn.com, ENDE - Calon presiden di Pilpres 2024 Ganjar Pranowo mendiskusikan berbagai persoalan saat bersilaturahmi dengan tokoh agama di Kabupaten Ende, Flores Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (2/12/2023).

Dalam pertemuan itu, Ganjar dan tokoh agama terutama menyoroti masalah pendidikan dan kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

BACA JUGA: Kunjungi Wilayah Paling Selatan Indonesia, Ganjar Dianugerahi Gelar ‘Yang Mulia Funu Keu’

Anggota Badan Pengurus Divisi Migran dan Perantau KWI sekaligus Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau Keuskupan Agung Ende Romo Reginaldus Piperno, Pr mengungkapkan kasus perdagangan orang di NTT cukup meresahkan masyarakat.

Menurut data Pemprov NTT, 185 orang pekerja asal Provinsi NTT menjadi korban TPPO sepanjang Semester pertama tahun 2023.

BACA JUGA: Benahi Penegakan Hukum, Ganjar-Mahfud Bakal Tingkatkan Kesejahteraan Aparat

Lebih lanjut, Romo Perno mencatat ada 140 jenazah pekerja migran asal NTT selama 2023.

“Ini angka tertinggi selama lima tahun terakhir,” ujar Romo Perno.

BACA JUGA: Doa dan Harapan Tokoh dari Keuskupan Agung Ende untuk Ganjar

Romo Perno berharap Ganjar dan Mahfud dapat mengatasi persoalam TPPO jika nanti terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

“(Persoalan TPPO) Di NTT ini makin meningkat. Hasil analisa kami bahwa ini berat untuk menghapus dan menghilangkan,” ujar Romo Perno.

Merespons hal tersebut, Ganjar menyebut salah satu modus tersangka melakukan TPPO itu kebanyakan adalah persoalan ekonomi.

Ganjar menyampaikan kesimpulan ini berdasarkan berbagai pemberitaan yang beredar, termasuk pengalaman selama memimpin Jawa Tengah.

Dia berpandangan salah satu cara menekan TPPO di NTT adalah mendorong pendidikan berkualitas dan pengentasan kemiskinan.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Ganjar dan Mahfud ingin mewujudkan program satu keluarga miskin satu sarjana.

Melalui program itu, lanjut dia, pemerintah akan berupaya memastikan setiap keluarga miskin punya minimal satu orang sarjana.

Menurut Ganjar, Pemerintah akan turun tangan dan memberikan semua fasilitas agar anak dapat mengenyam pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

Melalui pendidikan berkualitas dan program pengentasan kemiskinan yang apik, Ganjar yakin berbagai tindak kriminalitas seperti TPPO akan mampu dikurangi.

“Program dasarnya harus mengentaskan kemiskinan,” tegas Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar meyakini program satu keluarga miskin harus ada satu sarjana dapat menjadi solusi karena pendidikan dapat membikin mereka terselamatkan.

Ganjar sudah membuktikan hal itu selama memimpin Jawa Tengah (Jateng) dua periode.

Dia telah membangun program sekolah gratis, yaitu SMKN Jateng untuk siswa dari keluarga tidak mampu.

Program itu terbukti berhasil meningkatkan kesejahteraan keluarga siswa tersebut.

Ganjar ingin mengadopsinya dalam kepemimpinan nasional kerika nanti terpilih menjadi presiden.

“Saya senang, banyak yang menjadi perhatian para romo dan tokoh agama di sini, termasuk TPPO. Saya kira ini menjadi catatan bersama dan mesti diselesaikan,” pungkas Ganjar.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler