jpnn.com, KARAKAS - Juan Guaido, presiden Venezuela makin merasa di atas angin setelah mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Jumat (25/1) dia menawarkan amnesti kepada Nicolas Maduro asalkan mau lengser dari kursi presiden.
"Amnesti selalu tersedia bagi siapa pun yang mau membela konstitusi dan menegakkan demokrasi di negeri ini," papar Guaido dalam wawancara dengan stasiun televisi Venezuela Univision.
BACA JUGA: Ini Dampak Restu Trump kepada Presiden Oposisi Venezuela
BACA JUGA: Ini Dampak Restu Trump kepada Presiden Oposisi Venezuela
Tawaran seperti itu, menurut dia, bukan sesuatu yang luar biasa. Beberapa negara lain di Benua Amerika pernah melakukan praktik yang sama. Cile, misalnya.
BACA JUGA: Trump Dukung Oposisi, Venezuela Usir Diplomat AS
Menurut The Guardian, Guaido tidak hanya berusaha menyingkirkan Maduro. Tapi, dia juga berniat mengambil alih kekuatan militer Venezuela.
Dia juga menawarkan amnesti kepada para petinggi militer negerinya. Syaratnya sama. Mereka harus menanggalkan jabatan jika tidak ingin menjalani proses hukum.
BACA JUGA: Pecah Usai Pilpres, Venezuela Jadi Mainan AS dan Rusia
BACA JUGA: Trump Dukung Oposisi Venezuela, Rusia Bereaksi Keras
Sementara itu, AS terus memberikan dukungan kepada Guaido. Kini pemerintahan Presiden Donald Trump sedang berupaya mengalihkan aset-aset penting Venezuela dari tangan Maduro ke Guaido.
"Fokus kami adalah memutus rezim tidak sah Maduro dari berbagai pendapatan," ujar Penasihat Keamanan AS John Bolton.
Bahkan, rumor yang beredar menyebutkan bahwa Trump bakal mengirim pasukan ke Venezuela. Ide itu jelas memantik protes dari dalam dan luar negeri.
"Saya tak melihat adanya alasan yang kuat untuk mengirim pasukan ke Venezuela," ujar Douglas Fraser, mantan pejabat militer AS yang menangani wilayah Amerika Latin, kepada Vox. (bil/c10/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maduro Presiden Lagi, Venezuela Bakal Dikucilkan
Redaktur & Reporter : Adil