Betapa Kagetnya Pak Ganjar Menemukan Penyebab Lambannya Penanganan Banjir di Semarang

Senin, 08 Februari 2021 – 00:02 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo saat ke lokasi banjir. Foto: Instagram

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan sidak ke sejumlah titik banjir di Kota Semarang, Minggu (7/2).

Sejumlah lokasi dikunjungi Ganjar, di antaranya rumah pompa Mberok Kota Lama, drainase di Jl Ronggolawe serta Stasiun Tawang Semarang.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Andi Bongkar Semua tentang Moeldoko, Rezim Militer Berakhir, Kapolri Beri Penghargaan untuk 4 Orang

Saat sidak di rumah pompa Mberok Kota Lama, Ganjar menemukan tidak optimalnya pompa di lokasi tersebut. Dari tiga pompa yang terpasang, hanya satu yang dihidupkan.

Ganjar pun langsung menanyakan alasan kenapa dua pompa lain tidak dihidupkan. Dari jawaban petugas, ternyata pompa itu tidak dihidupkan karena alasan administratif.

BACA JUGA: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Ganjar: Bukan Berarti Senin Bebas tanpa Protokol Kesehatan lagi

"Itu belum dinyalakan karena masalah administratif pak. Pekerjaannya belum diserahkan," kata petugas.

Ganjar pun langsung mengatakan tidak boleh ada hal administratif yang menghambat penanganan banjir. Apalagi, dia menegaskan kondisi saat ini sedang darurat.

BACA JUGA: Siap PPKM Mikrozonasi, Ganjar Ungkap ada 29 Kecamatan Berisiko Tinggi

Ganjar langsung meminta dua pompa lain dihidupkan. Dia bahkan mengajak petugas untuk masuk ke rumah pompa dan menyalakan mesin. Namun, karena dikunci, akhirnya Ganjar mengurungkan niatnya.

"Saya minta hari ini dihidupkan. Saya minta nomor teleponnya, nanti saya cek harus sudah hidup," tegasnya.

Ganjar mengatakan, kondisi darurat harus dilakukan tindakan cepat. Meski pekerjaan belum diserahkan ke Pemkot Semarang, namun pompa di kawasan Mberok Kota Lama itu harus berfungsi optimal.

"Saya minta dihidupkan, meskipun belum diserahkan tapi hari ini kondisi darurat, jadi harus dihidupkan. Soalnya ini vital, dari tiga pompa yang ada, yang hidup hanya satu," tegasnya.

Pihaknya menegaskan tidak boleh ada alasan administratif untuk menunda penanganan bencana. Apalagi diketahui, pompa Mberok adalah tumpuan utama untuk menangani persoalan banjir di kawasan Kota Lama.

"Ini kalau tidak segera surut, padahal hanya disedot dari situ. Maka tidak boleh hanya karena administrasi itu menghambat. Saya minta tiga-tiganya digenjot dan mudah-mudahan hari ini tidak hujan lebat sehingga genangan bisa disedot," tegasnya.

Apalagi, lanjut dia, di kawasan Kota Lama terdapat pusat transportasi publik yakni Stasiun Tawang yang juga terendam. Maka selain mengoptimalkan pompa Mberok, Ganjar juga meminta pihak PT KAI untuk mencari penyebab genangan di Stasiun Tawang.

Jika diperlukan, maka gambar bangunan dibaca untuk memahami kondisi stasiun tersebut.

"Jadi harus dicari penyebab genangan, kalau memang ada kebocoran drainase, maka harus dibenahi secepatnya. Sebab kondisi curah hujan di Semarang ini cukup ekstem, dan diperkirakan BMKG kondisi ini bisa seminggu," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Pengelolaan Pompa Banjir Wilayah Tengah Dua DPU Kota Semarang, Yoyok Wiratmoko membenarkan bahwa alasan tidak dihidupkannya semua pompa di lokasi itu karena memang belum diserahkan.

"Itu yang mengerjakan adalah Kementerian PUPR, dan belum diserahkan ke Pemkot Semarang. Jadi untuk mengoperasionalkannya, itu masih di ranah PUPR. Kami sudah melakukan komunikasi," katanya.

Yoyok mengatakan akan menindaklanjuti perintah Ganjar untuk segera menghidupkan semua pompa yang ada. Sebab dirinya membenarkan, jika rumah pompa Mberok adalah tumpuan utama penanganan banjir di kawasan Kota Lama.

"Kalau itu semua dihidupkan pasti akan semakin cepat," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler