BFC Juara, Suporter dan Pemain tak Ada yang Percaya

Minggu, 12 November 2017 – 03:05 WIB
Skuat Bhayangkara FC. Foto: Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Bhayangkara FC menjadi juara, belum ada satupun pemain dan suporter yang percaya.

Ya, mereka tak menyangka klub yang miskin sejarah dalam cerita sepak bola baik di era Perserikatan ataupun Galatama, mampu menaklukkan tim-tim besar langganan prestasi di kompetisi kasta tertinggi tanah air.

BACA JUGA: Ilham Udin Ingin Hibur The Jakmania

Memang, sejarah bukan jaminan, tapi ketidakrelaan para pecinta sepak bola sangatlah besar sehingga bermunculan meme yang merendahkan dan mempertanyakan keberhasilan Bhayangkara FC menjadi juara.

Proses Bhayangkara FC menjadi juara, sejatinya cukup menggelikan. Itu karena ada campur tangan pengelola kompetisi, bahkan otoritas sepak bola nasional, PSSI, juga dinilai turut andil mendorong Bhayangkara FC menjadi juara.

BACA JUGA: Jamu Persija, Bhayangkara FC Bakal Turunkan Tim Pelapis

Berawal dari laga pada 3 November lalu, peluang Bhayangkara FC menjadi juara Liga 1 2017 sejatinya telah menipis seiring hasil imbang 1-1 melawan Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, Tenggarong. Saat itu, posisi tim milik kepolisian itu bisa mulus sebagai juara, asalkan Bali United tak bisa menyalip poin mereka saat laga menyisakan dua pekan.

Di luar dugaan, keesokan harinya Bali United mampu menaklukkan PSM Makassar di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. Persaingan di papan atas pun langsung berubah dan membuat Bali United mengoleksi 65 poin, sementara Bhayangkara masih 63 poin.

BACA JUGA: PSSI Sebut Putusan Komdis untuk Mitra Kukar sudah Benar

Hitung-hitungan menuju juara, Bali United yang menyisakan satu laga melawan Persegres Gresik di pekan terakhir, belum tertutup peluangnya. Sebaliknya, Bhayangkara FC terancam, karena di dua laga sisa harus menghadapi Madura United dan Persija Jakarta, lawan yang berat.

Tapi, senjata Bhayangkara FC ternyata bukan hanya di atas lapangan. Mereka juga bermain di atas kertas, yakni secara memprotes dimainkannya Mohammed Sissoko dalam laga 3 November di Tenggarong. Komdis pun mendapatkan protes dan laporan terkait hal ini.

Klaim Bhayangkara FC saat itu, Sissoko harusnya tidak boleh tampil melawan Bhayangkara karena gelandang Mitra Kukar tersebut sedang menjalani hukuman dua pertandingan atas kartu merah yang dia dapatkan pada laga melawan Borneo FC (23/10). Hukuman Sissoko ini sesuai dengan surat putusan Komdis bernomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/201 pada 28 Oktober.

Anehnya protes itu tak dilakukan sebelum pertandingan digelar atau saat ada match coordination meeting. Namun, setelah laga, barulah Bhayangkara FC memprotesnya, dan mempertanyakan masalah mainnya Sissoko ke Komdis. Padahal, dalam nota larangan bermain PT LIB, sudah jelas Sissoko tak disanksi dan tidak dilarang bermain dalam laga 3 melawan Bhayangkara.

Belakangan, protes Bhayangkara itu dipenuhi oleh Komdis PSSI. Alhasil, skor yang sudah berakhir 1-1 diubah menjadi Mitra Kukar kalah 0-3. Tentu saja, ini kondisi yang lucu dan tidak adil, karena apapun hasil pertandingan, harusnya bukan memberikan kemenangan cuma-cuma kepada Bhayangkara, tapi menghukum pengurangan poin terhadap Mitra Kukar yang bersalah, seperti yang terjadi di liga-liga Eropa.

Dengan putusan meraih tiga poin itu, maka otomatis Bhayangkara meraih 65 poin dan kembali ke puncak klasemen. Itu sama dengan yang dimiliki Bali United, tapi Bhayangkara unggul head to head atas klub asal Pulau Dewata tersebut.

Cuitan Hamka Hamzah langsung menjadi viral. "Wow, lalu duel PSM VS BALI kalian anggap apa PT LIB? uji coba?.... Bahkan kami dengan Bali memperlihatkan pertandingan yang begitu ngotot untuk mengejar gelar juara," kata Hamka.

Raihan poin tersebut, membuat Bhayangkara FC tinggal mencari satu kemenangan, agar tak bisa disalip lagi oleh Bali United.

Kontroversi pun berlanjut, saat Bhayangkara FC dijamu Madura United dalam laga usiran tanpa penonton di Stadion Gelora Bangkalan, Madura.

Bhayangkara yang bermain dengan kasar, tak diganjar dengan sanksi berat oleh wasit. Praktis ini membuat emosi pemain Madura United terpancing sampai akhirnya ada tragedi Pieter Odemwinge menendang Indra Kahfi dan langsung dikartu merah. Emosi pemain Madura semakin tak bisa dikontrol, sampai akhirnya Fandi Eko Utomo dikartu merah.

"Wasit terlalu mudah ambil kartu. Ini yang harus disoroti, karena harusnya bisa adil wasitnya itu. Karena wasit kaya gitu, teman-teman jadi semakin emosi. Lawan yagn ngawali main kasar, jadi harusnya bisa meredam wasitnya itu," ungkap salah satu pemain yang meminta namanya tak disebut karena takut mendapatkan sanksi Komdis apabila terlalu frontal berkomentar.

Jadilah, dalam laga ini Bhayangkara FC menang 3-1 dan memastikan diri menjadi juara. Namun, PT LIB menyebut gelar juara belum bisa diberikan, karena masih menunggu banding yang dilakukan oleh Mitra Kukar karena malah disanksi kalah oleh Komdis, sementara bukti-bukti kuat menujukkan ada miss yang dilakukan PT LIB, sehingga putusan sanksi Komdis tak sampai ke Mitra Kukar.

Kontroversi itu kemudian dianulis oleh PSSI, saat Sekjen PSSI Ratu Tisha menyebut Mitra Kukar tak akan banding. Itu terjadi setelah ada pertemuan klub terkait seperti Bhayangkara FC, Mitra Kukar dan juga Bali United yang merasa dirugikan dengan keputusan Komdis, dipertemukan secara terbatas oleh PSSI.

Sumber JPNN menyebut, pertemuan terbatas itu layak dicurigai ada kesepakatan-kesepakatan khusus. Sehingga, Mitra Kukar yang awalnya ngotot akan melakukan banding, tiba-tiba batal. Polemik pun terhenti dengan sendirinya, karena Mitra Kukar yang dirugikan ternyata merasa pasrah dan mengakui salah. Karakter Naga Mekes yang ngotot di atas lapangan, ternyata lembek di luar lapangan.

"Coba ditelusuri kenapa bisa begitu. Awalnya begitu ngotot, dan merasa tidak adil putusan Komdis, kok tiba-tiba Mitra Kukar batal. Komdis itu juga perlu dipertanyakan kok bisa memutuskan hasil imbang, jadi kemenangan untuk Bhayangkara FC. Harusnya yang melanggar saja yang dikurangi poinnya, tak perlu kasih poin," tandas sumber tersebut. (dkk/jpnn)


Kontroversi Bhayangkara FC Di Pekan-Pekan Terakhir Liga 1

- Mendapatkan poin penuh setelah melakukan protes ke Komdis. Protes dilakukan setelah laga, bukan sebelum laga sebagai bagian dari respect dan fairplay sebelum menjalani pertandingan.

- Memenangi pertandingan lawan Madura United 3-1. Meski pemainnya bermain kasar terutama Indra Kahfi yang terus menyerang Odemwingie. Odemwingie terpancing, dan akhirnya melakukan pelanggaran yang berbuah kartu merah.

- Laga tanpa penonton, tapi para pejabat kepolisian banyak yang menonton dan memberikan dukungan.

- Sudarmadji, Manajer Bhayangkara FC dilarang masuk ke stadion dalam empat laga, tapi malah datang dan menonton dari tribun VIP.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bhayangkara FC Enjoy Menikmati Gelar Juara Liga 1


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler