Bharada E Menyanyi, Setan Pergi, Ferdy Sambo & Istri Terancam Hukuman Mati

Sabtu, 20 Agustus 2022 – 16:13 WIB
Bhayangkara Dua Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Nama panjangnya Richard Eliezer Pudihang Lumiu. Pangkatnya bhayangkara dua. Saat ini lebih dikenal dengan Bharada E.

Pudihang marga dari ibunya, Lumiu kekerabatan dari bapak.

BACA JUGA: Ronny Talapessy kepada Deolipa Yumara: Saya dan Bharada E Siap Hadapi Gugatan

Dia biasa dipanggil Ichad di lingkungan keluarga dan gerejanya di Manado, Sulawesi Utara.

Ichad sangat ingin jadi polisi. Dua kali mendaftar, dua kali pula dia tidak lolos.

BACA JUGA: Begini Alasan Deolipa Memolisikan Pengacara Bharada E, Oh

Lalu, mendaftar lagi: untuk level yang lebih rendah: tamtama. Itu level yang paling rendah. Andai masih kena tolak, habislah harapannya untuk bisa jadi polisi.

Tahun berikutnya, Ichad tidak bisa mendaftar lagi. Umurnya sudah melebihi batas.

BACA JUGA: Kamaruddin Dukung Bharada E jadi JC: Sejak Awal Dia Bukan Pelaku tetapi Disuruh

Ichad lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Maritim Polaris, Bitung. Seharusnya dia bisa masuk Polri untuk level bintara, tetapi apa boleh buat. Gagal dua kali.

Dia melamar lagi untuk level tamtama yang sebenarnya cukup untuk lulusan SMA. Lamaran masuk tamtama itu diterima.

Pada 2019, jadilah Ichad anggota Polri.

Setelah lulus tes, Ichad menjalani pendidikan di Watukosek di pinggir Sungai Brantas di Pasuruan. Itulah pusat pendidikan Polri untuk pasukan Brigade Mobil (Brimob).

Ichad pun lulus pendidikan. Kemampuan fisiknya memang oke. Dia pendaki gunung. Perenang. Pemanjat tebing. Pelatih wall climbing. Semua olahraga lintas alam menjadi keunggulannya.

Dia mendapat tugas pertama di markas Brimob di Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Di markas itu juga kini Ichad alias Bharada E ditahan, sebagai tersangka pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Duren Tiga.

Ichad pernah ditugaskan di Papua, Poso, Papua, dan Poso lagi sebelum menjadi ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Ichad alias Bharada E ini adalah salah satu pusat drama Duren Tiga.

Ichad yang menembak Brigadir J. Saling tembak. Sampai Joshua tewas. Bharada E baik-baik saja –dinding di belakangnya yang terluka. Itu skenario awal yang berantakan.

Setting-nya tidak ada yang sinkron. Bubar, terutama setelah Bharada E berhasil mengusir setan dari pikirannya dan mengubah pengakuan awalnya.

Siapa yang berhasil mengusir setan itu dari otak Ichad? Berita pertama menyebutkan: orang tuanya.

Perubahan pikiran itu terjadi setelah Bharada E diberi kesempatan menghubungi orang tuanya di Manado.

Namun, pengacara pertama Ichad, Deolipa Yumara mengatakan: perubahan itu terjadi setelah Bharada E menelepon maitua, bahasa Manado. Artinya: pacar.

Maitua Ichad tinggal di Jakarta. Namanya Lily. Gadis Manado. Dia pindah ke Jakarta setelah Ichad menetap di Jakarta.

Harapan untuk bisa mempersunting Lily awalnya sirna. Pikiran Ichad dipenuhi gambaran dia pasti dihukum mati.

Ichad pun meminta Lily pulang ke Manado. Tidak ada lagi yang dia andalkan di Jakarta.

Deolipa memfasilitasi hubungan telepon dengan sang maitua. Targetnya agar Ichad punya harapan untuk tidak dihukum mati.

Ichad harus berterus terang menceritakan seperti apa kejadian sebenarnya di Duren Tiga.

Target itu bisa dicapai karena Ichad sebenarnya sudah terlihat ragu dengan pengakuannya.

"Titik terang pertama itu diperoleh oleh penyidik nomor satu Indonesia saat ini. Beliau adalah Dr Suradi SH MH," ujar Deolipa, seperti ditulis kolumnis Dahlan Iskan dalam "Lagu Sambo".

"Saya tinggal meneruskan saja agar setitik terang itu menjadi benar-benar terang," kata Deolipa.

Deolipa terus bicara dengan Ichad dalam bahasa Manado. Juga dengan bahasa agama: sesama Kristen.

Ichad diajak menyanyikan lagu rohani. Bertiga dengan satu petugas lagi. Deolipa memang seniman. Penyanyi. Gitaris.

Deolipa pun mulai menyanyikan lagu Indah pada Waktunya. Ichad mulai ikut menyanyi.

"Anda yang memainkan gitar?" Dahlan bertanya kepada Deolipa.

"Saya buka YouTube. Menyanyi bareng dengan YouTube,” ujar Deolipa menjawab.

Bharada E mulai ikut menyanyi. Meresapi isinya. Lalu, menyanyi lagi. Lagu keduanya Hidup Ini Adalah Kesempatan.

"Setan pun hilang dari kepalanya," ujar Deolipa.

Itulah, katanya, kunci yang membuat Bharada E berubah pikiran. Pembuka pertama Kombes Suradi.

Lalu, dua lagu rohani itu. Semua skenario Ferdy Sambo pun bubar.

Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo juga sudah ditetapkan sebagai tersangka baru. Sama dengan Pak Sambo, Putri terancam hukuman mati.

Kepada kuasa hukumnya saat ini Ronny Talapessy, Bharada E menggambarkan dia tidak sendiri saat pembunuhan Brigadir J.

"Ada proses. Waktu di lantai tiga, ketika klien saya dipanggil ke dalam suatu ruangan meeting, ruangan rapat. Ada Ibu PC, Pak FS, dan Saudara RR. Bharada E yang terakhir dipanggil. Yang memanggil Saudara RR," tutur Ronny.

Konon Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Rizky Rizal dan Ichad membicarakan Brigadir J.

Saat pertama memasuki ruangan rapat, Bharada E sempat tidak melihat Putri Candrawathi.

"Ketika sudah duduk di sofa, dia melihat Bu PC ternyata ada di dalam," kata Ronny.

Pengacara yang juga politikus PDI Perjuangan ini menggambarkan situasi saat kejadian.

"Klien saya menyampaikan waktu itu (sebelum eksekusi) Bu PC menangis. Pak FS marah. Nanti detailnya di pengadilan," ujar Ronny. (disway/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Rapat Sebelum Pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi Menangis, Ferdy Sambo Marah


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler